ADIA masuk ke GoTo sebesar 400 juta dolar AS dikarenakan selama ini Gojek dan Tokopedia memiliki 'track record' yang sangat bagus

Jakarta (ANTARA) - Analis saham Trimegah Sekuritas Richardson Raymond menilai masuknya investor asing ke perusahaan digital, seperti investasi yang dilakukan oleh Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) ke GoTo yang merupakan entitas gabungan Gojek dan Tokopedia, akan membantu ekonomi digital di Tanah Air semakin bertumbuh.

"ADIA masuk ke GoTo sebesar 400 juta dolar AS dikarenakan selama ini Gojek dan Tokopedia memiliki track record yang sangat bagus. Selain itu, lini usaha GoTo selalu tumbuh dan berkembang. Investasi ke decacorn Indonesia ini memberikan sentimen positif bagi perusahaan digital lain untuk dilirik investor asing. Saya yakin ekonomi digital Indonesia masih dapat terus tumbuh," ujar Richardson dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Menurut dia, salah satu bukti kesuksesan dan tumbuhnya ekonomi digital Indonesia adalah banyaknya investor asing multinasional yang sudah masuk ke perusahaan digital. Contohnya saja Google, Facebook, Temasek, Allianz, maupun SoftBank yang sudah terlebih dahulu menjadi investor di perusahaan digital nasional.

Selain berinvestasi di sektor konsumer, lanjut Richardson, investor asing juga sudah melirik potensi di perusahaan digital kesehatan, logistik, dan pendidikan sebagai target penempatan dana investasinya. Kepercayaan investor asing yang tinggi tersebut dikarenakan perusahaan digital kesehatan, logistik, dan pendidikan sudah terbukti bermanfaat serta memberikan nilai tambah bagi masyarakat Indonesia ketika pandemi COVID-19 berlangsung.

"Contohnya HaloDoc menjadi perusahaan digital kesehatan yang membantu pemerintah dalam menyalurkan vaksin dan obat, sehingga perusahaan digital kesehatan, logistik, dan pendidikan akan menjadi primadona selanjutnya bagi investor asing yang akan menginvestasikan uangnya di perusahaan digital," kata Richardson.

Sebelum investor asing masuk dan berinvestasi di perusahaan digital, sebenarnya sudah banyak perusahaan nasional yang menempatkan dananya di perusahaan digital tersebut. Sebut saja BCA, Telkomsel, maupun Bank Mandiri yang sudah menjadi investor dan menanamkan dana cukup besar di perusahaan digital.

Perusahaan seperti Telkomsel yang berinvestasi di perusahaan digital dinilai Richardson memiliki perhitungan yang matang. Mereka tentunya sudah melihat potensi tumbuhnya ekonomi digital nasional dan rencana bisnis masing-masing perusahaan yang menjadi target.

"Mereka yang berinvestasi di perusahaan digital pasti memiliki perhitungan mengenai potensi dari ekonomi digital nasional dan potensi perusahaan yang menjadi target investasinya. Misalnya Telkomsel investasi di perusahaan digital seperti GoTo, HaloDoc, dan TaniHub. Pasti mereka melihat potensi sinergi dengan core bisnis utama mereka selama ini yaitu konektivitas. Jadi diharapkan investasi mereka di perusahaan digital akan menciptakan sinergi positif ke bisnis utama mereka dan menciptakan nilai tambah," ujar Richardson.

Investasi yang dilakukan Telkomsel untuk berinvestasi serta mengembangkan ekonomi digital menurut Richardson juga sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang ingin mendukung program pemerintah Presiden Joko Widodo untuk menjadikan ekonomi digital sebagai new economy dan new oils. Sebab di masa mendatang antara ekonomi digital dan ekonomi konvensional tak akan mungkin dipisahkan.

"Sehingga langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta agar Telkomsel menjadi perusahan telekomunikasi yang berinvestasi di perusahaan digital sudah tepat. Perusahaan konvensional seperti Telkomsel atau Astra mutlak berinvestasi di perusahaan digital untuk meningkatkan value," kata Richardson.

Baca juga: GoTo raih pendanaan pra-IPO senilai 1,3 miliar dolar AS
Baca juga: Ekonomi digital Asia Tenggara kian seksi saja
Baca juga: Kehadiran bank digital diyakini akan pacu pertumbuhan ekonomi syariah

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021