Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo memastikan apabila lifting minyak pada 2011 tidak mencapai target 970.000 barel per hari, maka defisit anggaran akan tetap terjaga pada angka 1,8 persen.
"Kondisinya tetap defisit, setelah memperhitungkan anggaran pendidikan. Mungkin ada di 1,82 persen," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis malam.
Ia mengatakan defisit anggaran masih tetap terjaga sesuai asumsi yang ditetapkan karena penguatan rupiah hingga Rp8.700-Rp8.800 per dolar AS sangat membantu kestabilan neraca anggaran belanja pemerintah.
"Saya duga tidak bisa tercapai itu (target lifting) 970 ribu barel per hari dan kalau seandainya terjadi penurunan, itu resikonya seperti yang saya pernah jelaskan tapi secara umum kondisi kita masih cukup baik karena exchange rate sampai ke Rp8.700-8.800," ujar Menkeu.
Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi mengungkapkan, sampai Maret 2011 produksi minyak hanya mencapai 883.000 barel per hari atau 91 persen dari target sesuai APBN 2011 sebesar 970.000 barel per hari.
Sebelumnya dalam pemaparan dengan Badan Anggaran DPR RI, Menkeu mengatakan setiap ada potensi pengurangan sebesar 5.000 barel per hari dari target lifting 970.000 barel ada pembengkakan defisit anggaran sebesar Rp900 miliar.
Sedangkan untuk ICP minyak setiap 1 dolar AS per barel diatas realisasi asumsi 80 dolar AS per barel akan menciptakan tambahan defisit Rp800 miliar.
Angka defisit tersebut telah memperhitungkan pergeseran postur keuangan negara untuk alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN.
Saat ini, Badan Anggaran DPR RI dan pemerintah masih menetapkan defisit anggaran tahun 2011 sebesar 1,8 persen dari PDB atau sebesar Rp124,66 triliun.
Sementara itu asumsi dasar yang disepakati dalam APBN 2011 untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen, laju inflasi 5,3 persen, kurs Rp9.250 per dolar AS, suku bunga SBI tiga bulan 6,5 persen, harga minyak 80 dolar AS per barel, lifting minyak 970 ribu barel per hari, dan PDB Rp7.019 triliun. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011