Meulaboh, Aceh Barat (ANTARA) -- Kongres Santri Pancasila edisi perdana diselenggarakan di Meulaboh, Aceh Barat, Sabtu. Kepala BPIP Yudian Wahyudi turut membuka kongres ini.

Dia lantas curhat tentang rekam jejak karier mulai masuk pesantren, jadi rektor, hingga menjabat Kepala BPIP. "Ini berkah ulama. Andaikan saya tidak masuk pesantren, saya tidak bisa jadi seperti ini. Saya dilantik, itu bukti penghargaan Presiden kepada ulama, didahului peresmian Hari Santri Nasional," ucap Yudian, disambut tepuk tangan.

Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga ini lantas mengingatkan jejak kepahlawanan Teuku Umar dan Cut Nyak Dien. Bagaimana hebatnya kegigihan dan strategi gerilya mereka melawan kolonial Belanda.

"Jangan lupakan jasa ulama sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Adik-adik santri silakan belajar dan berkontribusi bagi masa depan bangsa. Nanti bisa jadi menteri atau Presiden sekalipun," tutur Yudian.

Sementara itu, Bupati Aceh Barat Ramli MS mengungkapkan, Kongres Santri Pancasila datang dari permintaan para ulama Aceh. Atas rasa pudarnya Pancasila dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Terlebih Teuku H. Muhammad Hasan, adalah Pahlawan Nasional Indonesia sekaligus ulama Aceh yang membidani Pancasila.

"Kita sadari, sekali pilpres, pileg, pilkada, sekali pula hilang persatuan dan kesatuan di negara sampai kampung," bebernya.

Ramli berharap, hasil Kongres Santri Pancasila yang disampaikan ke Presiden Jokowi, dapat menjadi solusi permasalahan bangsa. "Di Aceh, kami sadari kemerdekaan lahir karena peranan santri. Hari ini mungkin ulama merasa tertinggal. Sudah saatnya bangsa dan negara membalas jasa mereka. Semoga Kongres Santri Pancasila ini jadi pelopor di seluruh Nusantara," jelas politisi Partai Aceh ini.

Kongres Santri Pancasila ini menggelar diskusi pleno. Pemateri antara lain dari Ketua PBNU Said Aqil serta Pimpinan Dayah(Pesantren) se-Aceh. Selain itu, diberikan pula beasiswa kepada para santri, pagelaran tari, dan penyerahan hasil rekomendasi.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021