"Masyarakat di Porong mengalami sakit tenggorokan dan penyakit kulit akibat langkanya air dan rendahnya kualitas air yang ada, karena itu kami minta Aqua Danone membantu mereka," kata mahasiswa ITS, Hari, saat mengikuti workshop penulisan ilmiah populer di kampus ITS, Rabu.
Hari merupakan salah satu dari 20 mahasiswa yang menjadi peserta workshop penulisan ilmiah populer dengan tiga di antara 20 peserta itu mendesak Aqua Danone untuk peduli kepada masyarakat Porong yang menjadi korban PT Lapindo Brantas dengan penyediaan air bersih.
Menurut "Sr Corporate Communication Officer" PT Tirta Investama, Ivo Hidayati, Aqua Danone tidak menutup mata terhadap penderitaan masyarakat Porong, namun pihaknya lebih memprioritaskan masyarakat yang merupakan "ring I" atau masyarakat "tetangga" pabrik air mineral itu.
"Kami mempunyai program akses air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) atau water access sanitation hygiene (WASH) pada 10 daerah dari tujuh provinsi yang merupakan `tetangga` kami sendiri," katanya.
Namun, katanya, pihaknya juga membantu masyarakat NTT yang di sana tidak ada pabrik Aqua Danone, karena pertimbangan khusus yakni mereka benar-benar kesulitan mendapatkan air bersih akibat tidak adanya sumber air.
"Untuk daerah lain yang bukan ring I dan bukan masuk pertimbangan khusus, maka kami hanya bisa mendorong pemerintah daerah setempat untuk mengajak kalangan industri di daerahnya untuk menyediakan instalasi air bersih, seperti di Porong," katanya.
Ia menegaskan bahwa hal itu dilakukan bukan karena diskriminasi, melainkan pihaknya memang memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh daerah di Indonesia
Secara terpisah, koordinator program Mapiptek (Masyarakat Penulis Iptek) Edy Kuscahyanto yang menggagas workshop penulisan ilmiah populer bersama Aqua Danone itu menegaskan bahwa pihaknya menggelar workshop itu untuk mendorong lahirnya penulis ilmiah populer.
"Dulu, kita mengenal Markus Prasetyo, Slamet Suseno, Liek W, dan sebagainya yang mampu menulis hal-hal ilmiah secara populer, tapi penulis seperti mereka sekarang hampir tidak ada, karena itu kami menggelar workshop penulisan ilmiah populer ke delapan universitas," katanya.
Ia menambahkan peserta yang berminat akan diminta untuk mengikuti lomba penulisan bertema "Air dan Lingkungan" yang pemenangnya akan diumumkan pada Hari Lingkungan Hidup pada 4 Juni mendatang. (E011/KWR/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011