Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan, sekarang ada upaya untuk mendiskreditkan dirinya dan citra Partai Demokrat melalui rencana pembangunan gedung baru DPR.

Dia kepada pers di Gedung DPR di Senayan Jakarta, Rabu, Marzuki juga prihatin dengan sejumlah fraksi ataupun anggota DPR pada dasarnya hanya "asal bunyi" (asbun).

"Opini berbagai fraksi dan pihak lain hanya mencitrakan Ketua DPR dan kader Demokrat seolah tidak berpihak pada rakyat. Padahal mereka tahu saya tidak mungkin membatalkan. Cara-cara ini tidak etis dan menzalimi," katanya.

Kalau minta membatalkan pembangunan gedung harus melalui mekanisme perwakilan mereka di BURT yang nanti diteruskan di Badan Musyawarah lalu diparipurnakan.

"Kalau ok, kita laksanakan. Ketua DPR tidak ada kepentingan apa pun apalagi dikait-kaitkan dengan komisi. Ini menyakitkan," kata Marzuki.

Dia tidak mampu menyembunyikan kekesalannya atas beberapa pernyataan yang dikeluarkan oleh pimpinan fraksi di DPR.

"Saya tahu sikap Fraksi PDIP yang setuju, tapi minta harus sederhana. Saya berpedapat sederhana indikatornya apa. Itu tidak pernah disampaikan kepada tim pembangunan gedung. Jadi harus konkret. Apa mau bangun yang sekelas RSS(rumah sangat sederhana, red) , kalau ya mari kita bangun kelas RSS," kata Marzuki.

"Fraksi PAN menyebut harus melibatkan rakyat Indonesia. Ini kalimat politik atau realistis Mekanismenya bagaimana. Ini kalimat yang tidak realistis. Kalau ada mekanismenya saya minta, apa kita pemilu dulu untuk gedung baru DPR," katanya.

Bahkan, Marzuki mengingatkan Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra apakah kadernya yang ada di BURT pernah menyampaikan keberatan atas rencana gedung baru itu. Marzuki menyebut saat ini Pius Lustrilanang, Wakil Ketua BURT bolos dari rapat BURT.

"Apakah kader Gerindra di BURT pernah menyampaikan aspirasi keberatan itu di BURT. Justru Pius meninggalkan rapat artinya ini tidak bertanggung jawab," ketusnya.

Dia mengingatkan bahwa perencanaan pembangunan kawasan parlemen telah masuk renstra 2010-2014 dan disetujui di paripurna DPR. Bahkan saat melalui alat kelengkapan dewan, BURT, selama ini tidak ada satu pun fraksi yang menyatakan penolakan.

"Rencana ini bukan keinginan dan keputusan Marzuk Alie, tapi keputusan kelembagaan," katanya.

Apakah rencana itu bisa dibatalkan tentunya bisa asal melalui mekanisme Dewan dan tidak sekedar teriak-teriak di media saja.

"Jadi bisa batal? Bisa. Malah gedung DPR ini bisa saja diambrukkan kalau ada kesepakatan," kata Marzuki.

Marzuki meminta semua pihak agar penolakan itu disalurkan melalui mekanisme yang benar. Bagi Marzuki, soal pembatalan bukan suatu beban tapi pembatalan tentunya harus mengikuti mekanisme di DPR, bukan teriak-teriak yang merupakan permainan politik yang tidak punya etika.

"Jangan minta Ketua DPR membatalkan. Permintaan yang tidak prosedural hanya permainan politik yang membodohi publik. Karena mereka tahu Ketua tidak bisa membatalkan tanpa melalui forum legal.Teriak di luar ini permainan politik pencitraan dengan menginjak-injak teman. Ini tidak baik," katanya.

Mengenai tudingan bahwa desain gedung baru ini ternyata hanya plagiat dari gedung parlemen Chili, Marzuki tidak mau terlalu banyak berkomentar.

Dia hanya merasa dizalimi oleh fraksi-fraksi dan nilai beberapa media massa cukup mengganggu akhir-akhir ini terkait persoalan gedung DPR.

Marzuki menganggap media mengganggu karena memberitakan seolah-olah Ketua DPR bisa menghentikan pembangunan gedung baru tersebut.(*)
(S023/A011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011