Brussels (ANTARA) - Turkish Airlines, salah satu maskapai internasional utama yang terbang ke Minsk, telah setuju untuk menangguhkan penjualan tiket sekali jalan bagi para migran Timur Tengah yang ingin mencapai Eropa melalui Belarus, kata eksekutif Uni Eropa, Jumat.
Iraqi Airlines juga mengatakan tidak akan terbang ke Minsk, kata Komisi itu, setelah pejabat tinggi Uni Eropa memulai pembicaraan dengan Irak, Lebanon, Uni Emirat Arab dan Turki untuk mencoba menghentikan migran yang didorong oleh Belarus untuk datang ke Uni Eropa.
"Kontak ini sudah menunjukkan hasil," kata juru bicara Komisi itu. "Iraqi Airlines telah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan melanjutkan penerbangan ke Minsk, dan Turkish Airlines juga akan menangguhkan penjualan tiket sekali jalan ke Minsk dari Turki."
Menurut akun Twitter resmi Otoritas Penerbangan Sipil Turki, sebuah keputusan diambil untuk menyelesaikan "masalah penyeberangan perbatasan ilegal antara Uni Eropa dan Belarus."
Akun itu menyatakan bahwa keputusan untuk menolak tiket dan masuk kabin pesawat adalah "sampai pemberitahuan lebih lanjut."
Uni Eropa telah melakukan pembicaraan dengan maskapai internasional seperti Turkish Airlines untuk mendesak mereka menangguhkan tiket sekali jalan ke Minsk, dari mana blok tersebut mengatakan para migran diangkut ke perbatasan Polandia sebagai sarana untuk menekan Uni Eropa.
Belarus membantah melakukan kesalahan.
Brussels dan Minsk telah berselisih sejak Uni Eropa memberlakukan sanksi sebagai tanggapan atas tindakan keras Presiden Belarusia Alexander Lukashenko terhadap pengunjuk rasa.
Seorang pejabat Komisi mengatakan pada Jumat akan ada lebih banyak sanksi terhadap Minsk minggu depan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pemimpin Belarus wacanakan ide potong pipa gas ke Eropa
Baca juga: Ratusan migran bertahan di batas Belarus-Polandia dalam suhu dingin
Baca juga: Pejabat keamanan Belarus dituduh lakukan kejahatan kemanusiaan
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021