Maskur (57), salah seorang warga Desa Jati Belarik mengatakan, tradisi "bekarang di tebat" merupakan kebiasaan yang hanya ada di sebagian daerah Kabupaten Tebo. Tradisi ini adalah memanen ikan di sawah dengan menggunakan peralatan tradisional yang disebut masyarakat setempat dengan tebat.
"Kami sudah biasa membuat kolam di tengah sawah. Usai panen padi, selang tidak lama kami memanen ikan, tradisi ini kami sebut bekarang di tebat," ujarnya saat ditemui di Jambi, Rabu.
Dia menceritakan, tradisi ini digelar sejak pagi hari, ratusan warga desa berkumpul di tengah sawah dengan membawa tebat milik mereka masing-masing.
Suasana itu, kata dia, sangat ditunggu-tunggu oleh warga baik tua, muda maupun anak-anak. Selain bisa memanen ikan beramai-ramai, usai menangkap ikan, warga akan berkumpul untuk tradisi makan bersama.
"Ini simbol kebersamaan dan kekeluargaan. Tidak ada perbedaan diantara manusia selain itu yang utama adalah mensyukuri rezeki yang telah diberikan Tuhan," jelas Maskur yang juga tokoh masyarakat setempat.
Agung (24) salah seorang warga lainnya mengatakan, tradisi di desanya itu tidak hanya diikuti warga setempat, namun juga warga desa tetangga.
"Ini sudah ada sejak saya lahir, banyak warga desa lain hadir. Sebab, tidak semua desa di Tebo memiliki tradisi seperti ini," katanya.
(KR-BS/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011