Yang tertarik untuk ikut ke dalam literasi kerajaan, baik dalam bentuk foto, misalnya, masih sedikit

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) Raden Ayu Yani WSS Kuswodidjoyo mengatakan tingkat literasi dan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara masih rendah sehingga diperlukan peran negara untuk meningkatkannya.

"Yang tertarik untuk ikut ke dalam literasi kerajaan, baik dalam bentuk foto, misalnya, masih sedikit," kata Yani, sapaan akrab Raden Ayu Yani WSS Kuswodidjoyo dalam bincang dengan ANTARA di Jakarta, Jumat.

Hal itu disayangkan olehnya karena pada praktiknya peningkatan literasi dan ketertarikan terhadap kerajaan-kerajaan Nusantara sebagai bentuk upaya melestarikan budaya nasional justru lebih diminati pihak dari luar negeri.

Salah satunya adalah konglomerat asal AS yang menghadiri Festival Keraton Nusantara XI di Cirebon pada September 2017.

Konglomerat tersebut, lanjut Yani, mengetahui Indonesia memiliki banyak kerajaan, namun belum ada buku yang memuat beragam informasi terkait kerajaan-kerajaan Nusantara.

Ia mendatangi Indonesia bersama tim untuk melakukan perjalanan mengelilingi 55 kerajaan selama 2 tahun. Mereka mengambil foto keluarga kerajaan dan istana. Selanjutnya, foto-foto tersebut dimuat ke dalam buku informasi seputar kerajaan di Indonesia yang akan dihibahkan kepada MAKN.

Baca juga: MAKN siap berkontribusi di tengah pandemi COVID-19

Baca juga: DPD RI mendorong pemerintah lindungi kerajaan-kerajaan nusantara

Yani pun mengatakan kerajaan-kerajaan di Indonesia sebetulnya memiliki banyak aset yang berharga, mulai dari sejarah, pusaka, hingga kuliner.

Namun, hal itu belum dioptimalkan sebagai bentuk upaya pelestarian budaya nasional karena tidak semua masyarakat memahami pentingnya aset tersebut.

"Ini yang saya inginkan. Negara harus berpikir soal ini, soal peningkatan literasi dan ketertarikan masyarakat," ucap Yani mengimbau.

Untuk mengatasi itu, tambah Yani, MAKN telah berkomitmen dalam poin ketiga "Tujuh Titah Raja & Sultan Nusantara" yang merupakan hasil keputusan Musyawarah Madya I Majelis Adat Kerajaan Nusantara, Rabu (29/9).

Melalui poin tersebut, dituliskan, "sebagai bagian dari upaya pelestarian kebudayaan nasional yang merupakan mozaik dari kebudayaan daerah yang lahir dari nilai-nilai adiluhung kerajaan dan kesultanan Nusantara, maka kami, Raja dan Sultan Nusantara meminta pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta lembaga terkait agar melakukan sinergi dengan kerajaan dan kesultanan Nusantara dalam upaya pelestarian kebudayaan nasional".

Selain itu, Yani pun mengatakan MAKN telah mengajak kerajaan untuk ikut berperan dalam program-program mereka sehingga segala potensi dan aset yang mereka miliki dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, bahkan dunia.

"Kerajaan dan istana ini sebenarnya menjadi aset wisata, destinasi, dan di dalamnya sangat banyak aset lain," ucap Yani.

Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) merupakan organisasi perkumpulan yang dibentuk pada 7 Agustus 2019 dan berkedudukan di Denpasar, Bali. Pada saat pertama dibentuk, MAKN beranggotakan 36 kerajaan sebagai deklarator. Hingga saat ini, anggota yang telah bergabung dalam MAKN mencapai 55 kerajaan.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021