"Pembicaraan antara pemerintah Indonesia dengan China soal sejumlah aset milik China diantaranya eks gedung kedubes di wilayah Gajah Mada masih terus berjalan dan diharapkan bisa segera selesai," kata Wakil Kepala Perwakilan RI di China Mohamad Oemar di Beijing, Minggu.
Untuk menyelesaikan sengketa aset yang diklaim pemerintah China yang berada di Jakarta, katanya, telah dibentuk semacam kelompok tugas untuk menyelesaikan dan sampai kini setidaknya sudah dua kali pertemuan antara kedua pihak.
Sejumlah aset yang diklaim pemerintah China terjadi ketika hubungan kedua negara sempat terputus pada tahun 1960-an karena situasi politik dan ketika hubungan normal pada tahun 1990, China mengklaim memiliki sejumlah aset di wilayah Kota.
Pemerintah Indonesia, katanya, telah berupaya bersikap kooperatif dalam menyelesaikan "ganjalan" bilateral kedua negara tersebut, sehingga diharapkan tidak menjadi "kerikil" bagi hubungan Indonesia-China.
"Kita telah berupaya kooperatif dan ingin bisa segera diselesaikan secara baik sesuai dengan koridor hukum yang ada," kata Oemar.
Sekalipun ada "ganjalan" soal pengakuan China terhadap aset yang dimiliki di Jakarta, Oemar menegaskan bahwa secara keseluruhan hubungan bilateral kedua negara tidak terlalu terganggu dan bahkan China telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu mitra strategis di kawasan Asia.
Ia mengakui selama ini seringkali ada masalah dalam hubungan kedua negara, seperti dengan ditangkapnya sejumlah kapal penangkap ikan ilegal China yang beroperasi di perairan Indonesia serta adanya sejumlah warga China yang dideportasi karena menyalahgunakan izin visa.
Tapi semua masalah itu mampu diselesaikan secara baik dan masing-masing pihak sama-sama menghormati hukum yang berlaku di Indonesia dan China.
"Tidak ada masalah serius dalam hubungan bilateral kedua negara selama 2008 dan diharapkan situasi ini bisa tetap terjaga selama 2009, termasuk masalah penyelesaian aset bisa segera diselesaikan," kata Oemar. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009