Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang berakhir lebih tinggi pada Jumat, didukung oleh sektor teknologi karena investor membeli saham di pasar domestik yang tertinggal dari reli global di tengah kekhawatiran tentang dampak kenaikan biaya-biaya terhadap pendapatan perusahaan.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) terangkat 1,13 persen atau 332,11 poin menjadi ditutup pada 29.609,97 poin, memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua beruntun, sementara indeks Topix yang lebih luas naik 1,31 persen atau 26,30 poin menjadi 2.040,60 poin. Kedua indeks ditutup datar untuk minggu ini.
“Saham-saham Jepang tertinggal jauh di belakang pasar global dan PER (price-earnings ratio) mereka rendah dibandingkan dengan negara lain, yang mendorong investor untuk membeli saham-saham Jepang,” kata Shigetoshi Kamada, manajer umum di departemen riset di Tachibana Securities.
"Tapi masih sulit bagi pasar untuk mendapatkan kembali level 30.000."
Saham-saham teknologi memimpin kenaikan di Nikkei, mengikuti petunjuk Wall Street karena indeks Philadelphia SE Semiconductor bangkit kembali dari sesi terburuknya dalam lebih dari enam minggu.
Investor perusahaan rintisan (start-up) SoftBank Group terdongkrak 2,58 persen dan melonjak 10 persen untuk minggu ini, sementara pembuat peralatan pembuat chip Tokyo Electron naik 1,96 persen dan platform medis M3 naik 1,14 persen.
Pengembang properti juga naik, dengan Mitsubishi Estate melonjak 3,57 persen dan Mitsui Fudosan melambung 4,66 persen.
Saham pembuat jam Citizen Watch melonjak 9,46 persen setelah laba bersih tahunannya mengalahkan perkiraan.
Marui Group meningkat 4,16 persen karena perusahaan ritel itu membukukan lonjakan laba setengah tahun dan mengumumkan pembelian kembali saham.
Pada sisi negatifnya, Suzuki Motor kehilangan 2,38 persen setelah laba bersih enam bulan pembuat mobil itu meleset dari konsensus pasar.
Toshiba, yang mencoba untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor dalam tata kelolanya, menyerahkan keuntungan awal menjadi jatuh 1,32 persen setelah laporan sebuah komisi yang ditugaskan perusahaan mengatakan para eksekutifnya termasuk mantan CEO berperilaku tidak etis, meskipun tidak ilegal, sehubungan dengan tuduhan bahwa manajemen berusaha untuk menekan pemegang saham luar negeri.
Laporan terpisah dari komisi yang ditugaskan oleh pemegang saham menyimpulkan pada Juni bahwa Toshiba telah berkolusi dengan kementerian perdagangan Jepang untuk memblokir investor luar negeri agar tidak mendapatkan pengaruh pada rapat pemegang saham tahun lalu.
Baca juga: Pasar ekuitas Jepang menguat, investor mengambil saham-saham murah
Baca juga: Saham Jepang berakhir menguat, Indeks Nikkei terangkat 0,59 persen
Baca juga: Saham Jepang berakhir lebih rendah, Indeks Nikkei jatuh 0,61 persen
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021