Kepala Bagian Tata Usaha Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Suwasto, di Malang, Jawa Timur, Selasa, mengatakan, pembukaan kembali kawasan wisata Bromo untuk kunjungan wisatawan, dilakukan pada Rabu (30/3).
"Pembukaan kawasan wisata Bromo telah dipertimbangkan secara matang, dan ada tiga hal yang menjadi pertimbangan kami membuka kembali kawasan wisata tersebut," katanya.
Tiga hal yang menjadi pertimbangan tersebut adalah menurunnya aktivitas erupsi setelah lontaran material vulkanik sudah tidak sesering saat awal-awal terjadi erupsi.
Selain itu, banyaknya penduduk sekitar Bromo yang kehilangan mata pencarian sebagai penyedia jasa wisata sejak ditutup kawasan wisata tersebut dan terkait dengan program "Visit East Java 2011" yang menjadikan Gunung Bromo sebagai ikon pariwisata di Jatim.
"Gunung Bromo telah ditetapkan sebagai ikon `Visit East Java 2011`. Jadi, untuk menarik minat wisatawan, kawasan wisata Bromo harus dibuka kembali," katanya.
Sementara itu, meski telah dibuka secara umum, para wisatawan tetap dilarang mendekat ke kawah hingga radius dua kilometer. TNBTS telah memasang rambu-rambu peringatan di beberapa titik pandang sebagai jarak aman.
"Kami telah memasang rambu peringatan dan petugas untuk mengawasi wisatawan yang melanggar jarak aman," katanya.
Sampai saat ini gunung api yang berada di perbatasan Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Jember itu berstatus Siaga (level III). Hingga kini masih terjadi hujan abu tipis yang mengarah ke tiga desa, yakni Ngadisari, Ngadirejo, dan Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Berdasarkan hasil pengamatan visual petugas Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Bromo di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, pada Minggu (27/3) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB terlihat asap kawah berwarna kelabu tebal kecoklatan dengan tekanan sedang hingga kuat berketinggian 400-800 meter.
Pada periode tersebut telah terjadi gempa tremor secara terus-menerus dengan amplitudo maksimum 1-25 mm, enam kali letusan dengan amplitudo 30-40 mm selama 17-32 detik, dan lava pijar juga teramati dari bibir kawah disertai suara gemuruh lemah hingga sedang.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk menyiapkan masker penutup hidung dan pelindung mata.
Selain itu, bagi atap rumah yang terkena dampak hujan abu vulkanik tebal, agar segera dibersihkan untuk mencegah robohnya atap karena beban berat. Masyarakat juga harus mewaspadai tumbangnya pohon karena beban abu yang dapat memicu terjadinya longsor, sehingga akan mengancam pemukiman penduduk dan pengguna jalur jalan.
Bagi masyarakat yang terganggu akibat hujan abu terutama anak-anak dan masyarakat rentan lainnya segera mengungsi hingga hujan abu mereda.(*)
(L.KR-MSW*M038)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011