Direktur Kerja Sama Luar Negeri BNP2TKI Anjar Prihantoro di Jakarta, Selasa, mengatakan peluang kerja sebanyak itu merupakan hasil lokakarya dan temu bisnis peluang kerja sektor formal di Brunei dan Malaysia (Serawak, Sabah, dan Tawau) di Yogyakarta 22-25 Maret lalu.
Dalam lokakarya yang diikuti 25 agensi tenaga kerja di dua negara itu serta 39 pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS) memetakan peluang kerja itu tersebar di berbagai bidang seperti perminyakan dan
gas bumi, konstruksi, manufaktur, perkebunan, perkayuan, kesehatan, "hospitality", industri, dan infrastruktur.
Anjar mencontohkan Brunei membutuhkan 2.018 tenaga kerja perminyakan di blok L dan blok M, tenaga seismik dan supervisor 5.500 orang, kru 350 orang, "dynamite man" 460 orang, infrastruktur 37 orang, dan jalan tol Telisai tiga orang.
Selain itu, katanya, juga sedang didata kebutuhan tenaga kerja untuk pengembangan Bandara Brunei, juru rawat, dan dokter.
Di Sarawak, katanya, sudah terpetakan kebutuhan tenaga kerja hingga 2020 seperti untuk pembangunan kawasan "Sarawak Corridor of Renewable Energy" (SCORE) 2,5 juta orang, manufaktur 250 ribu orang, perkebunan Sawit 6.475 orang, perkayuan 15.017 orang.
Sementara di negara bagian Sabah, katanya, pada tahun ini membutuhkan pekerja perkebunan sawit 132.521 orang dan di Tawau memerlukan 300 orang pekerja perkebunan sawit
Anjar menegaskan dua negara tetangga yang membutuhkan tenaga kerja asing itu dapat diisi oleh para TKI
"Penempatan TKI ke dua negeri jiran itu juga dapat memelihara dan melanjutkan tali persaudaraan negeri Serumpun Melayu yang saling membutuhkan," kata Anjar.(*)
(T.B009/E011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011