KRL Commuter Gantikan KRL Ekspres

Bekasi (ANTARA News) - Bagi pengguna setia KRL Ekspres di Jakarta dan sekitarnya, mulai 1 April anda tidak bisa menikmati layanan kereta api cepat ini karena akan digantikan dengan KRL Commuter Line yang berhenti di setiap stasiun.

"PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) mulai menjalankan KRL Commuter Line berbagai jurusan untuk menggantikan KRL Ekspres, terhitung sejak 1 April mendatang," kata Kepala Stasiun Besar Bekasi Eman Sulaiman di Bekasi, Selasa.

KRL Commuter Line akan beroperasi layaknya KRL Ekonomi yang berhenti di setiap lintasan statsiun. Hal itu berbeda dengan KRL Ekspres yang melaju tanpa singgah di setiap lintasan statsiun.

Menurut Eman, hal tersebut dilakukan oleh PT KCJ untuk meningkatkan pelayanan bagi para pengguna setia jasa Kereta Rel Listrik (KRL).

"Kita sudah sebar pemberitahuan ini melalui papan pengumuman di setiap sudut statsiun," ujarnya.

Dalam papan pengumuman tersebut tertulis adanya penyesuaian tarif bagi para penumpang yang menggunakan jasa tersebut.

Diantaranya, tarif jurusan lintas Bekasi dari Rp9.000 turun menjadi Rp6.000, lintas Bogor dari Rp14.000 menjadi Rp7.000, lintas Tangerang Rp9.000 menjadi Rp6.000.

"Namun tarif ini masih perlu kajian lagi," katanya.

Sejumlah penumpang mengaku sangat menyayangkan adanya perubahan operasional KRL Ekspres.

"KRL Ekspres biasanya hanya berhenti di beberapa stasiun namun untuk KRL Commuter Line akan berhenti di setiap stasiun sehingga waktu tempuh akan lebih lama," kata Atun (45), salah seorang penumpang.

Hal senada diungkapkan Puspita Ayu (24). Menurut dia, KRL Commuter Line sama saja dengan operasional kereta ekonomi.

"Waktu tempuh lebih lama dan tingkat kenyamanan kurang. Menggunakan Ekspres ke kota (Jakarta) dari Bekasi sekitar 40 menit. Namun Ekonomi bisa lebih dari 1 jam," ujar pegawai BUMN di Jakarta itu.

Puspita mengaku tidak keberatan dengan harga tiket ekspres lintasan Bekasi Rp9.000, karena sesuai dengan kenyamanannya.

"Saya lebih senang menggunakan Ekspres karena harga dan pelayanannya sesuai," kata Puspita.

(KR-AFR/Z003)

22 Juni 2011

keputusan yg bodoh klo sampai dihapusnya KRL Ekspres, ini bukan jalan keluar yg bijaksana. Apa kenyamanan dan keamanan penumpang bisa dijamin?.... mana mungkin.

0 0 Balas LaporkanHapus
17 Juni 2011

kebijakan yang diambil kayaknya hanya berdasarkan evaluasi diatas kertas, krn dengan kondisi infrastruktur jabodetabek saat ini keputusan menerapkan disetiap stasiun berhenti adalah hal yang akan sangat menyengsarakan konsumen, bayangkan saja jika ada gangguan sinyal atau kereta mogok (dimana frekwensinya sangat sering) maka akan terjadi antrian KA yang sangat panjang, makanya pejabat KA sebelum mengambil kebijan hrs turun dan merasakan jadi penumpang.

0 0 Balas LaporkanHapus
31 Maret 2011

kalau tujuannya utk meningkatkan jumlah penumpang apakah tdk bisa dipikirkan cara yg lain? Tarif yg berlaku tentu tdk hanya satu tarif krn penumpang akan turun distatiun yang berbeda disepanjang jalur kereta, kl tarif disamakan akan membuat rasa ketidak adilan.Yang pasti terjadi, tidak ada keamanan dan kenyamanan lagi karena penumpang akan berdesakan seperti susunan ikan asin dan biasanya para copet akan beroperasi dengan baik. Produk layanan yg ditawarkan hrs menarik, bervariasi, mempunyai nilai tambah bukan hanya bagi pihak PT KAI tapi juga bagi pengguna.Tks

0 0 Balas LaporkanHapus
30 Maret 2011

saya setuju sekali, sebagai warga yang ingin tiket murah dan jauh dari stasiun pemberhentian ekspres dan bekerja di lokasi kerja yang stasiun terdekatnya tidak juga disinggahi stasiun ekspres. Sistem ini membela rakyat miskin dan tidak disukai rakyat yang berekonomi kaya dimana kerjanya didekat stasiun besar (di pusat kota) dan rumahnya juga di kota besar (Depok, BSD, Bogor). Orang kaya naik mobil aja, biar rakyat yang mau saja yang naik kereta.

0 0 Balas LaporkanHapus
29 Maret 2011

Di-mana2 di dunia ini, fasilitas transportasi makin hari makin nyaman, namun di republik ini justru sebaliknya. Kalau krl express dihapus, maka saya akan kembali naik mobil, dan mari kita sama2 tambah macetkan jakarta ini dan habiskan bensin bersubsidi itu. sungguh ini kebijakan yg ngawurrrr... Tadinya sy pikir krl akan semakin berstandar spt express, eh malah yg terjadi kemunduran. Yg akan terjadi nanti adalah semua krl akan umpel2an, yg bayar makin dikit, pintu diganjel, full asap

0 0 Balas LaporkanHapus