Nazran (ANTARA News) - Sebanyak 17 gerilyawan dan tiga pejabat pelaksana hukum tewas Senin di Kaukasus Utara di Rusia, yang sebagian besar warganya Muslim, tempat Kremlin sedang memerangi gerilyawan yang bertekad untuk menciptakan sebuah negara Islam.
Bentrokan antara gerilyawan dan pasukan keamanan itu terjadi di sebuah desa di Ingushetia, provinsi kecil di samping Chechnya, tempat dua perang separatis sejak 1994.
"Enambelas gerilyawan terbunuh di hutan ... dan satu gerilyawan tewas ketika rumah tempat ia bersembunyi di dalamnya terbakar," kata seorang pejabat penegak hukum di tempat terjadinya bentrokan itu pada Reuters.
Pejabat itu menuturkan pertempuran tersebut terjadi di Verkhny Alkun, sebuah desa 40 kilometer di selatan kota terbesar di Ingushetia, Nazran.
TV negara, yang mengutip Komite Antiteror Nasional, mengatakan dua anggota Pasukan Keamanan Federal (FSB), dan seorang pejabat kementerian dalam negeri juga tewas.
Komite itu menambahkan, dua gerilyawan yang lain ditahan karena dicurigai telah menyertai seorang pembom bunuh diri yang menyerang bandara paling sibuk di Moskow pada Januari lalu yang menewaskan 37 orang.
Magomed Yevloyev, 20, dari Ingushetia, yang telah meledakkan bom di ruang kedatangan internasional di bandara Domodedovo itu. Dua saudara kandungnya dan seorang ketiga yang diduga kaki tangannya sejak itu dituduh telah membantunya.
Beberapa pengamat menilai bahwa serangan itu adalah bukti bahwa Kremlin telah gagal dalam perjuangan melawan gerilyawan Islam, yang merupakan bagian dari gerilya yang telah memperoleh sejumlah anggota dan memperluas gerakannya.
Awal bulan ini pemimpin gerilyawan dan orang yang paling dicari di Rusia, Doku Umarov yang kelahiran Chechnya, menjanjikan banyak lagi serangan seperti itu di dalam beberapa video.
Kedekatan Kaukasus Utara dengan kota Sochi di pantai Laut Hitam, tempat Olimpiade Musim Dingin 2014, merupakan kekhawatiran khusus bagi Kremlin, yang telah berjanji untuk meningkatkan keamanan bagi kegiatan olahraga itu. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011