Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur, menetapkan tiga tersangka dalam insiden ledakan mortir di stan pengelasan besi di Pasar Loak Surabaya.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, penyidik menetapkan tiga tersangka dalam insiden peledakan di stan Pasar Loak. Sekarang sudah kami tahan," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Coki Manurung, kepada wartawan di Mapolsek Asemrowo, Senin.
Ketiga tersangka masing-masing berinisial Sad (30), selaku pemilik selongsong peluru mirip mortir, Mun (30), tukang las, dan Zah (39), pelaku penghilangan barang bukti. Satu lagi berinisial Muh, selaku pemilik awal mortir masih buron dan menjadi target buruan polisi.
Dia menjelaskan, tersangka Sad membeli dua selongsong peluru yang ternyata masih aktif kepada Muh di Gresik. Saat itu Sad ditemani Efendi, yang akhirnya menjadi korban dalam insiden tersebut.
Sad kemudian menyuruh tersangka Mun untuk memotong bagian ujung selongsong. Efendi ditugaskan mengawasinya, sedangkan Sad mengajak rekan satunya lagi, Zah, makan di warung yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
Saat Mun mengelas selongosong peluru, Efendi duduk dan hanya berjarak dua meter dari Mun. Lantas Muhdar kebetulan lewat depan tempat pengelasan dan ikut melihat proses pengelasan.
"Karena panas akibat pengelasan, selongsong peluru itu meledak serta mengenai Efendi dan Muhdar. Melihat peristiwa tersebut, Sad malah menyuruh Zah membuang barang bukti," kata Coki.
Efendi meninggal ketika dalam perjalanan menuju RS Pelabuhan Tanjung Perak. Ia terluka pada bagian paha dan betis, sedangkan Muhdar kondisinya kritis dan dirujuk ke RSU dr Soetomo dengan luka pada bagian perut akibat tertancap serpihan besi selongsong.
Ledakan keras di stan 3D nomor 10 Pasar Loak Jumat (25/3) lalu membuat pedagang dan pengunjung pasar, Jalan Dupak, Surabaya, kaget. Bahkan, tidak sedikit yang mengira ada ledakan bom di pasar yang dikenal sebagai pusat penjualan barang bekas tersebut.
(KR-MSW*M038/I007/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011