Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan, Senin, ditutup terkoreksi tipis 4,25 poin, dipicu beberapa investor yang melakukan aksi ambil untung (profit taking).

IHSG BEI ditutup melemah tipis 0,12 persen menjadi 3.602,86, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga turun 2,25 poin atau 0,35 persen ke posisi 645,31.

Analis Riset Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, di Jakarta, Senin mengatakan bahwa indeks BEI melemah disebabkan beberapa pelaku pasar melanjutkan aksi ambil untung.

Ia menambakan, kondisi Timur Tengah yang masih bergejolak, serta kekhawatiran dampak bencana di Jepang terhadap perekonomian masih memberi sentimen negatif pada indeks BEI dan mendorong indeks bergerak melemah hari ini.

"Meski demikian, kami melihat tekanan indeks akan mulai berkurang pada hari ini," kata dia.

Ia memproyeksikan, indeks dalam negeri pada perdagangan besok, Selasa (29/3), akan cenderung bergerak fluktuatif (mixed) dengan kisaran support-resistance 3.591-3.620.

Ia merekomendasikan kepada investor dengan memperhatikan peluang trading pada saham sektor perbankan, properti, dan seme, seperti pada saham pilihan Bank Jabar dan Banten (BJBR), Borneo Lumbung Energi dan Metal (BORN), Indocement Tunggal Prakasa (INTP), Gudang Garam (GGRM).

Pada awal pekan ini tercatat perdagangan saham ditutup dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 2,445 miliar dengan total nilai Rp3,032 triliun dari 94.783 kali transaksi.

BEI mencatat ada 107 saham naik, 95 saham turun, dan 80 saham stagnan. Saham-saham yang melemah, antara lain Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp1.800 ke Rp46.550, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp100 ke Rp6.200, United Tractor (UNTR) turun Rp350 ke Rp22.200.

Sementara itu, di bursa regional layaknya Hang Seng indeksnya melemah 90,48 poin (0,39 persen) ke level 23.068,19, indeks Nikkei-225 turun 57,60 poin (0,60 persen) ke level 9.478,53, dan indeks Straits Times melemah 13,46 poin (0,44 persen) ke level 3.057,38.
(T.KR-ZMF/B012)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011