Tentunya tujuan utama dari pengembangan program Premier Skills ini adalah berkembangnya inisiatif sosial seperti Kickz yang dapat memberikan kesempatan bagi anak muda di Indonesia.

London, (ANTARA News) - Bagi masyarakat Inggris, sepakbola tidak hanya sekedar untuk meraih prestasi tetapi juga bagaimana olahraga yang kadang disebut sebagai agama itu di Kerajaan Ratu Elizabeth dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan sosial yang bermanfaat untuk remaja.

Untuk mengetahui manfaat sepakbola sebagai kegiatan yang bermanfaat bagi remaja putus sekolah, British Council Indonesia memfasilitasi kunjungan delegasi Indonesia dipimpin Dirjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI Makmur Sunusi, melihat langsung bagaimana Liga Primer Inggris memanfaatkan sepak bola bukan hanya untuk tujuan prestasi maupun komersil.

Kunjungan delegasi Indonesia ke Inggris selama seminggu itu diantaranya diikuti Kapolres Malang AKBP Rinto Djatmono dan Dewanta Kresna mewakili Arema Indonesia, didampingi Programme Manager British Council Indonesia, Fajar Anugerah.

Makmur Sunusi mengutarakan, program ini sangat sesuai dengan target kementerian untuk mengurangi aktivitas anak yang hidup di jalan.

"Dengan inovasi, kita untuk mengedepankan pendekatan seni dan olahraga dalam melakukan pelayanan dan rehabilitasi sosial," ujarnya.

Diakuinya Art dan Sports Therapy sangat cocok dalam meningkatkan kualitas dan akses pelayanan sosial bagi anak dan remaja.

Sementara itu Kapolres Malang, AKBP Rinto Djatmono memandang program ini dapat memberikan kontribusi dalam mengurangi angka kenakalan remaja dan kejahatan.

"Seperti yang dipahami dari paparan hasil evaluasi pihak Kepolisian London Metropolitan dan Liverpool, angka kenakalan remaja dan kejahatan di lingkungan di mana program ini terlaksana, menurun secara signifikan," ujarnya.

Dikatakannya, program ini merupakan terobosan inovatif dalam pencegahan kejahatan. "Bila sepak bola biasanya diasosiasikan dengan anarki dan rusuh, di Inggris ini sepak bola malah dilihat sebagai berkontribusi mengurangi kenakalan remaja dan kejahatan," katanya.

Selama di Inggris, delegasi mengunjungi program Kickz yang dikelola oleh tim Bolton Wanderers, Oldham Athletics dan yang unik menurut anggota delegasi, adalah program di kota Liverpool itu dikelola bersama oleh klub Liverpool dan Everton.

Dewanta Kresna yang mewakili Arema Malang mengakui program yang difasilitasi British Council merupakan pengalaman luar biasa, yaitu bagaimana klub kecil seperti Oldham secara konsisten dan serius melaksanakan kegiatan sosial Kickz.

Menurut Dewanta, bagaimana dua klub rival satu kota, Liverpool dan Everton dapat bekerja sama untuk kegiatan serupa.

"Semoga di Indonesia, sikap mau bekerjasama untuk kemaslahatan sosial pendukung dan masyarakat seperti ini dapat dikembangkan lebih jauh," ujarnya.

Walaupun sepak bola di Inggris berkembang menjadi industri bernilai jutaan poundsterling dan diikuti ratusan juta penggemarnya di seluruh dunia, klub-klub sepakbola profesional di Inggris mendapat mandat dari Asosiasi Sepakbola Inggris (Football Association) untuk melakukan kegiatan sosial.

Menurut Fajar Anugerah, di Inggris, lebih dari 30 klub sepakbola profesional, termasuk 20 yang berlaga di Liga Primer dan memiliki inisiatif sosial yang disebut sebagai Kickz.

Klub-klub tersebut berupaya untuk "meraih" anak-anak muda rentan masalah sosial di lingkungan masing-masing klub.

Menurut Fajar, walaupun anak-anak muda ini awalnya tertarik untuk mengikuti program karena tertarik dengan logo klub maupun kegiatan sepakbola, namun kegiatan Premier Skills tidak terbatas hanya pada bermain sepak bola.

Anak-anak dan remaja rentan masalah sosial tersebut datang dari lingkungan yang keras atau sulit. Sebagian besar dari wilayah yang rentan secara ekonomi, konflik antar etnis, kejahatan bersenjata dan narkoba.

Melalui Kickz, mereka mendapat kesempatan untuk melihat dan melakukan hal-hal lain yang lebih positif. Melalui Kickz mereka diperkenalkan kepada lingkungan bermain dan belajar yang aman serta sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

Kegiatan alternatif Kickz termasuk pendidikan kesehatan seperti pola makan sehat, olah raga, keterampilan kerja, minat dan bakat musik, tari, bahkan olah raga lain yang diperlombakan di Olimpiade 2012 kelak seperti judo, bola voli, tenis Meja dan bulutangkis.

"Primier Skills"

Bekerja sama dengan British Council di Indonesia, program Kickz akan dipadukan dengan pelatihan bagi pelatih akademi, guru olahraga, pekerja sosial dan polisi masyarakat agar mereka dapat menggunakan keterampilan lunak (soft skills) tentang menggunakan kegiatan sepakbola untuk memberikan dukungan sosial bagi anak dan remaja rentan masalah sosial.

Dikemas sebagai program bertajuk "Premier Skills", British Council di Indonesia juga akan mengembangkan materi pengajaran bahasa Inggris bertema sepak bola.

Tentunya tujuan utama dari pengembangan program Premier Skills ini adalah berkembangnya inisiatif sosial seperti Kickz yang dapat memberikan kesempatan bagi anak muda di Indonesia.

Fajar mengatakan bahwa di Indonesia, Premier Skills akan diujicobakan di Kabupaten Malang, sebagai proyek percontohan.

Di ujung tombaki oleh Arema Indonesia, Universitas Negeri Jakarta dan Malang, Dinas Sosial serta Kepolisian Kabupaten Malang, ujicoba ini didukung sepenuhnya Kementerian Sosial RI yang menilai program Premier Skills sangat cocok untuk dilaksanakan di Indonesia dengan fokus pada anak yang hidup di jalan.

Kunjungan diakhiri dengan kegiatan perencanaan dan diskusi di kantor Liga Primer Inggris di London Senin lalu (21/3).

Fajar mengakui, kunjungan ini cukup berhasil walaupun tidak semua pemangku kepentingan diundang dapat hadir.

Pihak Liga Primer Inggris dan British Council sangat terkesan dengan minat dan keseriusan anggota delegasi Indonesia dalam memahami dan mencoba menerapkan Premier Skills di Indonesia.

Anggota delegasi menunjukkan pemahaman mereka bahwa sepak bola melalui Premier Skills dapat memiliki bukan hanya fungsi prestasi dan rekreasi, namun juga fungsi manfaat sosial.

Premier Skills yang menggunakan komponen Kickz ini akan diujicobakan hanya di dua negara di Asia, termasuk Indonesia, mungkin salah satu alasannnya adalah karena kecintaan yang sama akan olah raga sepak bola.

Diharapkan, melalui kontribusi banyak pihak dan momentum perubahan di persepakbolaan di Indonesia, Premier Skills dapat memiliki andil dalam mempopulerkan penggunaan olah raga sepakbola sebagai kegiatan yang memiliki dampak sosial.
(ZG)

Oleh Zeynita Gibbons
Copyright © ANTARA 2011