Sukabumi (ANTARA News) - Dari 3,7 juta anak di Jawa Barat, 15 ribu diantaranya mengalami gizi buruk, kata Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga pemerintah provinsi itu Nety Prasetiani Heryawan ketika memberikan penyuluhan kepada kader PKK di Kabupaten Sukabumi, Senin.
Menurut Nety, ada beberapa faktor penyebab tingginya kasus gizi buruk diantaranya faktor kemiskinan, daya beli yang rendah, pendidikan orang tua yang rendah, pola asuh yang salah, asupan gizi yang rendah dan lainnya."Karena hal tersebut tingkat anak yang mengalami gizi buruk menjadi tinggi," ujarnya.
Selain itu, menurut Nety pola pergeseran makan dan stratifikasi sosial yang berubah merupakan penyebab lain gizi buruk. "Dari pantauan kami pola makan dan stratifikasi sosial yang berubah merupakan kesalahan dari pola asuh orang tua. Bukan berarti diberi asupan makanan yang mahal seperti fast food, kebutuhan gizi anak bisa terpenuhi," paparnya.
Selain gizi buruk, sebanyak 400 ribu lebih anak mengalami gizi kurang atau sekitar 8,1persen dari jumlah anak di Jabar. Kebanyakan kasus ini ditemukan di daerah yang rawan pangan.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut pihaknya saat ini gencar memberikan bantuan kepada warga yang kurang mampu dengan memberikan makanan tambahan untuk memenuhi gizi tersebut.
"Kami pun saat ini terus memberdayakan anggota kami yang didaerah untuk memberikan sosialisasi dan bantuan kepada orang tuanya yang anaknya mengalami gizi buruk dan gizi kurang," tambah Nety, yang juga istri dari Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
Ia menuturkan, cara penanggulangan permasalahan ini dalam dua tahun terakhir ini pihaknya mengoptimalkan badan ketahanan pangan di daerah yang rawan pangan. Selain itu, mendata anak yang berada di daerah rawan pangan.
Daerah rawan pangan yang diberikan bantuan oleh pihaknya dengan intervensi ketahanan pangan saat ini sudah berjumlah sembilan kabupaten seperti, Bandung, Kerawang, Bogor, Garut, Kuningan, Bandung Barat, Bekasi, Ciamis dan Sukabumi.
"Progam yang kami jalankan tersebut untuk memacu perbaikan gizi di daerah yang banyak ditemukan anak yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang dengan pemberian bantauan pangan," tutur Nety.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Rita Fitrianingsih menjeskan, untuk di kota sendiri tidak ditemukan anak yang mengalami gizi buruk, namun untuk yang gizi kurang jumlahnya 910 anak dari 22.691 balita.
Menanggulangi hal itu pihaknya memberikan makanan tambahan dan penyuluhan kepada warga tentang pendidikan gizi."Perbaikan pemberian asupan gizi terus kami lakukan untuk mencegah ada anak yang menderita kekurangan gizi," tandas Rita.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011