Moskow (ANTARA News) - Perhitungan korban tewas akibat gempa dan tsunami yang melanda Jepang telah mencapai angka 10.668 jiwa, menurut data kepolisian setempat yang dirilis surat kabar Sankei dalam laman internetnya pada Minggu.
Jumlah kematian seluruhnya dari bencana itu masih dapat bertambah lebih banyak lagi karena polisi mengatakan 16.574 orang masih dinyatakan hilang, demikian lapor RIA Novosti-OANA.
Bencana kembar yang melanda Jepang pada 11 Maret itu juga memicu sejumlah ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima, sehingga meningkatkan kekhawatiran kontaminasi radioaktif secara besar-besaran.
Polusi radioaktif di sekitar PLTN itu masih tinggi karena partikel yodium radioaktif mencemari perairan di sekitar reaktor kedua, dengan tingkat 10 juta kali lebih tinggi dari tingkat biasanya.
Ratusan ribu warga telah dievakuasi maupun direlokasi dari wilayah yang terkena bencana, mereka ditampung di pusat pengungsian di seluruh negeri. Pemerintah Jepang mengatakan kerusakan yang ditimbulkan bencana alam itu berpotensi merugikan ekonomi senilai 310 miliar dolar AS.
Sebanyak 7.740 jenazah berhasil diidentifikasi dan sebagian besarnya telah diserahkan ke keluarga korban. Tercatat korban terbanyak akibat gempa dan tsunami tersebut berasal dari prefektur Miyagi, Iwate dan Fukushima, yang terletak di timur laut Jepang.
Sejumlah 243.049 orang saat ini masih tinggal di tempat penampungan sementara, menurut harian itu. (PPT/M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011