Tokyo (ANTARA) - Kekhawatiran inflasi menekan saham-saham Asia dan mendukung dolar pada perdagangan Kamis pagi, setelah data semalam menunjukkan harga-harga konsumen AS bulan lalu melonjak pada laju tercepat sejak 1990, mendorong spekulasi pengetatan kebijakan Federal Reserve (Fed) yang lebih cepat.
Imbal hasil nominal obligasi pemerintah AS melompat lebih tinggi, dengan obligasi 10-tahun melonjak paling tinggi sejak Februari, sementara imbal hasil riil, yang memperhitungkan inflasi, turun ke rekor terendah.
Harga emas melonjak ke level tertinggi lima bulan dan bitcoin mencapai rekor karena investor mencari lindung nilai inflasi.
Harga minyak mundur tajam dari dekat tertinggi tujuh tahun setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya sedang mencari cara untuk mengurangi biaya energi.
Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,85 persen, dipimpin oleh penurunan 1,19 persen pada indeks acuan Australia. Indeks saham unggulan China tergelincir 0,09 persen.
Nikkei Jepang melawan tren dengan naik 0,24 persen, didukung oleh pelemahan yen terhadap dolar yang bangkit kembali dan karena saham berjangka AS sedikit naik.
Namun semalam, indeks S&P 500 jatuh 0,82 persen, hari terburuk dalam lebih dari sebulan. Itu menandai penurunan berturut-turut pertama dalam sebulan, setelah indeks ditutup pada rekor puncak memulai minggu ini.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya termasuk yen dan euro, melayang sedikit di bawah tertinggi yang dicapai pada Rabu (10/11/2021) di 94,905, level yang tidak terlihat sejak Juli tahun lalu.
Greenback naik 0,13 persen menjadi 114,04 yen, menguat dari level terendah 112,73 pada awal pekan.
Indeks harga konsumen (IHK) AS melonjak 6,2 persen pada basis tahunan, dengan bensin memimpin kenaikan berbasis luas yang menambah tanda-tanda bahwa inflasi bisa tetap tinggi hingga 2022 di tengah rantai pasokan global yang kacau.
Tekanan inflasi juga muncul di pasar tenaga kerja, dengan data lain pada Rabu (10/11/2021) menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah 20 bulan.
Baik Gedung Putih maupun Fed telah mempertahankan bahwa harga akan turun begitu hambatan pasokan mulai mereda, dengan bank sentral baru minggu lalu menegaskan kembali bahwa inflasi yang tinggi "diperkirakan bersifat sementara" sehingga pembuat kebijakan mendesak kesabaran.
"The Fed bertekad menghadapi waktu pengujian," Ahli Strategi Valuta Asing Senior National Australia Bank, Rodrigo Catril, di Sydney, menulis dalam catatan klien.
"Kendala pasokan mungkin berubah menjadi sementara, tetapi kenaikan penggerak inti meningkatkan tekanan pada the Fed untuk memicu respons kebijakan moneter."
Pasar uang sekarang memperkirakan kenaikan suku bunga Fed pertama pada Juli.
Baca juga: Dolar menguat ke tertinggi 2021 di Asia, dipicu Inflasi AS yang tinggi
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan melonjak terbesar dalam tujuh minggu ke level 1,592 persen pada Rabu (10/11/2021). Pasar obligasi pemerintah ditutup secara global pada Kamis untuk liburan AS.
Sementara itu imbal hasil Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS - sekuritas pemerintah yang memberikan proteksi terhadap inflasi) bertenor 10-tahun turun tajam ke level -1,243 persen yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebelum melayang lebih tinggi selama sesi.
Ekspektasi inflasi melonjak, dengan tingkat inflasi impas lima tahun melonjak ke rekor 3,113 persen.
Volatilitas tumpah ke pasar lain, dengan indeks Volatilitas CBOE, yang disebut pengukur ketakutan Wall Street, menyentuh level tertinggi dalam hampir satu bulan.
Baca juga: Harga emas datar di perdagangan Asia, sentuh di atas 1.850 dolar
Emas di pasar spot diperdagangkan di sekitar 1.850 dolar AS setelah melonjak setinggi 1.868,20 dolar AS semalam untuk pertama kalinya sejak pertengahan Juni.
Bitcoin awalnya melompat ke rekor tertinggi baru 69.000 dolar AS, namun mundur ke perdagangan terakhir sedikit di bawah 65.000 dolar AS.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 25 sen menjadi 81,59 dolar AS per barel, tetapi jauh dari tertinggi semalam di 84,97 dolar AS dan tertinggi tujuh tahun di 85,41 dolar AS yang dicapai akhir bulan lalu.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 30 sen menjadi 82,94 dolar AS per barel, tetapi turun dari 85,50 dolar AS pada Rabu (10/11/2021) dan puncak tiga tahun pada Oktober di 86,70 dolar AS.
Baca juga: Harga minyak anjlok, diguncang oleh ketakutan inflasi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021