Staf Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mulai mengunjungi sekitar 50 tentara Libya dan orang lainnya yang ditahan oleh pemberontak di gedung pengadilan Benghazi 10 hari lalu, kata badan itu dalam satu pernyataan.
Sebanyak 50 orang lebih ditahan di sebuah fasilitas militer yang terdaftar dan diwawancarai secara pribadi Kamis "dalam upaya untuk memeriksa mengenai perawatan mereka dan kondisi di tahanan", mereka menambahkan.
"Itu membuat lebih dari 100," kata juru bicara ICRC Marcal Azard kepada AFP.
Badan kemanusiaan yang bermarkas di Jenewa itu pekan ini juga telah memperoleh akses ke dua tahanan yang terluka yang ditahan oleh pemberontak di sebuah rumah sakit di Benghazi.
Bagaimanapun, Izard mengatakan, ICRC sejauh ini belum dapat mengunjungi tahanan yang mungkin ditahan oleh pasukan pemerintah Libya sejak pertempuran meletus dalam pemberontakan bulan lalu.
"ICRC akan mengikuti upayanya untuk mengunjungi siapapun yang ditahan, oleh setiap pihak yang berkonflik," kata pernyataan itu.
Badan itu bertindak sebagai pelindung Konvensi Jenewa di zona konflik yang menjamin perlakuan manusiawi terhadap tahanan perang dan orang yang terluka.
"Penemuan kami akan dibagi secara langsung dan dalam kepercayaan dengan orang-orang yang bertanggungjawab atas penahanan mereka, yang merupakan prosedur yang kami ikuti di mana saja," kata Dany Merhy, anggota tim yang melakukan kunjungan itu.
ICRC meskipun demikian menekankan bahwa tahanan harus dilindungi dari keingintahuan masyarakat.
(Uu.S008)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011