Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo merasa dipermainkan dan dijebak dalam insiden di pesawat Lion Air rute Jakarta-Yogyakarta, Sabtu pagi, dimana ia dituduh merebut kursi penumpang lain yang kebetulan memiliki tiket dengan nomor tempat duduk sama.

"Saya merasa dijebak dan dipermainkan. Tapi ya sudahlah, saya terima dipersalahkan, walaupun kesalahan sebenarnya bukan pada saya," katanya kepada pers di Jakarta, Sabtu.

Roy menjelasakan, dirinya menerima pernyataan-pernyataan dan penilaian negatif, padahal hal itu disampaikan orang yang tidak tahu persoalan sebenarnya. Roy tak akan menanggapi pernyataan dan penilaian yang tanpa pemahaman atas persoalan sebenarnya.

Dia juga menyesalkan maskapai Lion Air yang kurang koordinasi dalam menangani penumpang. Karena itu, Lion Air yang sebenarnya harus menyampaikan klarifikasi karena hal itu terjadi akibat kurangnya koordinasi antara staf yang bertugas malam dengan yang bertugas pagi hari.

"Saya tidak mungkin merebut kursi orang. Saya tahu aturan," katanya.

Permasalahan berawal ketika Roy akan menjadi narasumber dalam acara di Yogyakarta yang diselenggarakan Kominfo. Dia memegang dua tiket, Garuda dan Lion Air. Namun Garuda "full book".

Karena itu, dia menggunakan Lion Air. Saat konfirmasi Sabtu malam diperoleh keterangan bahwa anggota Fraksi Partai Demokrat DPR itu bisa terbang dengan Lion Air pada pukul 06.15 WIB.

Pukul 05.00 WIB, Roy sudah tiba di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Dia langsung check in di counter nomor 24 Lion Air dan diberi boarding pass oleh petugas bernama Volta.

"Bukan hanya itu, ketika masuk ruang tunggu, ada petugas yang mengantar ke Gate A7. Sebelum sampai Gate A7, juga dilakukan pemeriksaan termasuk tiket boarding dan semua tidak ada masalah," katanya.

Roy mengatakan, petugas bukan hanya mengantarnya sampai ruang tunggu, tetapi juga sampai pesawat. Setelah beberapa saat duduk di kursi, ada beberapa penumpang lain yang masuk, termasuk seorang yang mengaku bernama Ernest dan kebetulan tempat duduknya sama dengan milik Roy Suryo.

Penumpang itu "sewot" dan Roy meminta petugas menjelaskan perihal keluarnya dua boarding pass pada satu tempat duduk. Roy kemudian mengalah dan mau menerima setelah dijelaskan bahwa dirinya mendapat kesempatan terbang pada pesawat berikutnya pukul 07.45 WIB.

"Petugas ground staff Lion Air yang bernama Volta sempat datang ke pesawat dan meminta maaf kepada saya dengan alasan ada masalah koordinasi dan miskomunikasi antara staf malam dangan pagi hari," katanya.

Akhirnya Roy dengan kesadarannya sendiri karena tidak mau ribut dengan petugas Lion Air maupun penumpang lain, turun dari pesawat. "Saya berdiri dan meminta maaf kepada para penumpang atas masalah yang sebenarnya bukan saya penyebabnya," kata dia.

Roy menyesalkan dan sangat prihatin dengan situasi saat itu. "Saya datang di meja check in lalu diantar sampai pesawat. Tentu dengan fakta-fakta itu, saya tak masalah. Kalau ada masalah terhadap perjalanan saya, waktu check in mestinya dikasih tahu. Bukannya malah diantar sampai pesawat," katanya.

Dia mengatakan, jika penerbangan untuk dirinya jam 07.45 WIB petugas check in Lion Air mestinya memberitahu. "Ini justru mengantar sampai pesawat melalui Gate A7, padahal penerbangan yang 7.45 itu melalui gate A1," katanya.

Mengenai adanya kata-kata kotor yang disampaikan kapten penerbanganVino Sidin, seperti disampaikan Ernest, Roy mengatakan dirinya tidak tahu. Namun Lion Air harus mengklarifikasi hal itu. Jika hal itu tidak benar, berarti Ernes berbohong.

Roy mengatakan, Ernest juga secara tendensius memojokkannya. Padahal Roy masuk ke pesawat sebelum pukul 06.00 WIB karena diarahkan petugas di ground staff yang mengantarnya sampai di dalam pesawat.

Roy menyatakan tidak ingin berdebat dan menjawab tuduhan dan cacian di jejaring sosial karena hal itu lebih didasarkan pada apa yang disampaikan Ernest. Padahal Ernest berbohong.

"Ernest telah menghapus kabar bohong di akun Twitternya," katanya yang menyayangkan kanal-kanal berita banyak yang secara sepihak memojokkannya, tanpa mengetahui masalah sebenarnya.

"Yang saya anggap netral dan objektif inilah.com. Silakan tanya pengamat penerbangan, kalau begini salah siapa. Saya merasa tidak salah karena apa yang saya lakukan sesuai prosedur," katanya.

(S023/E001/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011