....sehingga kita bisa masuk paling tidak pertengahan atau setelah semester pertama, setelah tiga bulan pertama, masuk dalam fase endemi,
Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengatakan endemi bisa terjadi pada 2022 bila Indonesia mampu mempertahankan kondisi kasus positif COVID-19 dan keadaan rumah sakit saat ini.
“Kalau kita pertahankan terus sampai akhir tahun atau awal tahun depan, itu artinya ikhtiar yang kita lakukan, bisa kita teruskan, sehingga kita bisa masuk paling tidak pertengahan atau setelah semester pertama, setelah tiga bulan pertama, masuk dalam fase endemi,” kata Pandu dalam webinar “Tren Masa Depan Dunia Kerja dan K3 Usai Pandemi” yang diikuti di akun Youtube ILO di Jakarta, Rabu.
Pandu menjelaskan, bila negara mampu mencapai endemi, artinya meskipun penularan akibat COVID-19 masih terjadi, rumah sakit tidak akan terlalu terbebani karena kondisi yang stabil dan tingkat kematian dapat ditekan serendah-rendahnya.
Baca juga: Satgas: Indonesia siap menuju endemi bila kasus di lima provinsi turun
Ia mengatakan semua warga juga dapat beraktivitas secara normal kembali. Walaupun nanti terdapat beberapa perubahan dalam konsep, cara bekerja dan berinteraksi di lingkungan kantor akibat sejumlah aturan yang ketat dari pemerintah untuk bekerja.
Beberapa pengetatan yang diterapkan antara lain sistem bekerja dari rumah (WFH) atau lingkungan di luar kantor yang akan membuat pekerja hanya berada di kantor dalam waktu yang tidak lama, diberlakukannya tes kesehatan seperti antigen dan PCR untuk memastikan karyawan dapat bekerja secara optimal dan juga wajib memiliki bukti vaksinasi bagi pekerja yang ingin datang ke kantor.
Selain itu mendaftarkan diri pada aplikasi kesehatan, juga diperlukan untuk memantau waktu perjalanan yang dilakukan masyarakat guna mencegah meluasnya persebaran COVID-19.
Baca juga: Epidemiolog: Prokes-pelacakan-vaksinasi syarat wajib menuju endemi
Di samping ada perubahan dalam pola pekerjaan, pemerintah juga harus terus memperluas dan mempertahankan jumlah cakupan vaksinasi yang ada. Bila diperlukan, pemerintah dapat melakukan imunisasi ulang supaya kekebalan tubuh masyarakat lebih bertahan lama.
Menurut Pandu pemerintah dapat menerapkan semua pengetatan protokol kesehatan tersebut, tidak lagi dari provinsi ke provinsi. Melainkan langsung secara nasional, sehingga tidak perlu lagi memilih untuk menyelamatkan pandemi ataupun aspek perekonomian.
"Dengan usaha seperti ini mudah-mudahan kita akan lebih kembali dalam saat normal yang kita sebut sebagai normalisasi, yang kita sekarang adalah fase untuk maintenance dari pada upaya mitigasi yang kita lakukan selama bulan Juni," ujar Pandu.
Melalui kerja sama semua pihak dan beragam usaha yang sedang dijalankan saat ini, dia berharap negara dapat perlahan menuju kondisi normal dan dapat menekan penurunan kasus secara lebih efektif dan lebih efisien.
“Jadi mengatasi pandemi memang harus dilakukan secara bersama, oleh semua komponen dan dikoordinasikan oleh pemerintah pusat,” tegas Pandu.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021