Surabaya (ANTARA News) - Luapan air kali Surabaya akibat tingginya curah hujan yang terjadi sejak tiga hari ini menyebabkan sejumlah wilayah di sekitar bantaran sungai tersebut mulai tergenang air.

Sekretaris Harian Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Surabaya Soemarno, Sabtu, mengatakan, meluapnya sungai itu dipicu oleh tingginya curah hujan.

"Kali Jagir Wonokromo yang menjadi terusan Kali Surabaya debit airnya cukup tinggi. Bahkan ketinggian air sudah menyentuh ujung tertinggi tanggul, berimbas pada terjadinya rembesan, bahkan luapan," katanya.

Adapun wilayah yang tergenang akibat luapan Kali Surabaya bantaran Kali Bratang Kecamatan Wonokromo, Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut (sisi selatan sungai) dan Kelurahan Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo (sisi utara sungai).

Daerah di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) tersebut kini ditetapkan sebagai daerah merah. Bahkan dari pemukiman kategori merah tersebut sudah terjadi genangan setinggi 30-60 sentimeter.

Menurut Soemarno, sejak tiga hari lalu pintu air di Kecamatan Mlirip Mojokerto sudah ditutup. Karena tinginya curah hujan membuat permukaan air di terusan Kali Brantas tetap saja tinggi.

Akibatnya aliran Kali Marmoyo di Kecamatan Kabuh dan Ploso Kabupaten Jombang, kali Kemlagi dan Gedeg Mojokerto, Kali Tengah di wilayah Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik, Kali Kedurus (Kali Surabaya) di Karangpilang yang tidak memiliki pintu air meluap.

"Tak memiliki pintu air dan tidak bisa dibendung, akhirnya air masuk Kali Jagir (terusan Kali Surabaya) mengarah terus sampai ke muara Wonorejo. Titik luapan juga terpantau di bantaran di Kelurahan Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo," katanya.

Soemarno yang juga Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbang Linmas) Pemkot Surabaya ini menambahkan, sejak tiga hari lalu Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Jatim sudah meninggikan tanggul satu meter di wilayah Wonorejo Rungkut.

"Warga juga membantu, memanfaatkan karung plastik berisi pasir. Namun rembesan dan luapan tetap saja terjadi," katanya.(*)

(T.A052/002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011