Yogyakarta (ANTARA News) - Peringatan "Earth Hour" di Yogyakarta dipusatkan di Tugu, dan diikuti ratusan orang dari sejumlah komunitas, seperti komunitas sepeda dan kalangan siswa sekolah, Sabtu malam.

Selain memadati Tugu, mereka juga memadati sisi kanan dan kiri Jalan Pangeran Mangkubumi sambil menyalakan lilin sebagai simbol kampanye hemat energi.

"Pada tahun ini Yogyakarta untuk kedua kalinya menggelar peringatan `Earth Hour`. Keterlibatan sejumlah pihak untuk mengikuti kegiatan pada tahun kedua ini juga lebih banyak," kata Koordinator Peringatan `Earth Hour` di Yogyakarta Lia Damayanti.

Ia mengatakan sejumlah tempat di antaranya komplek Candi Prambanan, Air Mancur Adipura Yogyakarta, Tugu, dan enam hotel berbintang yaitu Grand Hyatt, Sheraton Mustika, Shantika, Novotel, Ibis, dan Phoenix, ikut memadamkan listrik selama satu jam, dari pukul 20.30 WIB hingga pukul 21.30 WIB.

"Melalui kegiatan ini, kami berharap bisa terus mengkampanyekan gerakan hemat listrik dan cinta lingkungan. Tidak ada target khusus dengan memadamkan lampu listrik, tetapi kami ingin membangun kesadaran masyarakat untuk memiliki budaya hemat listrik," katanya.

Pada 2011 peringatan "Earth Hour" mengusung tema 60+, yang artinya bahwa masyarakat tidak hanya diajak untuk hemat listrik selama satu jam, tetapi juga hemat air, dan gerakan mencintai lingkungan, seperti meninggalkan kantong plastik untuk diganti dengan kantong dari kain yang bisa digunakan lebih dari satu kali.

Peringatan "Earth Hour" dilakukan setiap akhir pekan, dan pada pekan ketiga Maret tidak hanya diperingati di Indonesia, melainkan di seluruh penjuru dunia.

Target peringatan "Earth Hour" di seluruh dunia adalah diikuti satu miliar orang di lebih dari 5.000 kota, dengan melibatkan komunitas-komunitas di lebih dari 6.000 kota kecil, serta mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih ramah lingkungan.

Di Indonesia peringatan "Earth Hour" diikuti masyarakat di Jakarta dan lima kota besar lain di Jawa-Bali. Targetnya mematikan lampu yang menghiasi ikon-ikon kota, memperoleh dukungan pemerintah, serta menjaring partisipasi perusahaan untuk melakukan perubahan kebijakan dalam penggunaan energi.(*)

(U.E013/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011