Moskow (ANTARA News/RIA Novosti-OANA) - Kehidupan biota laut Jepang tidak terganggu oleh tingkat radiasi yang mencemari air laut di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Daiichi Fukushima, menurut juru bicara pemerintah Yukio Edano pada Sabtu.

Menurut Dinas Keselamatan Industri dan Nuklir, yodium radioaktif dalam konsentrat 1.250 kali dari batas normal terdeteksi di sampel air laut yang diambil dari sekitar 330 m di selatan PLTN pada Jumat pagi, dekat saluran pembuangan dari empat reaktor yang bermasalah itu.

"Peningkatan radiasi di air laut tidak akan mempengaruhi kehidupan biota laut," kata Edano dalam jumpa pers singkat tentang perkembangan terbaru dari situasi krisis nuklir Jepang itu.

Sebelumnya kantor berita Kyodo mengutip sejumlah pejabat yang mengatakan tingkat radiasi di air laut tidak membahayakan bagi kesehatan manusia namun berada di atas angka normal, sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap hasil laut di perairan timur laut Jepang.

Jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami yang terjadi pada 11 Maret lalu itu telah melebihi angka 10.000 jiwa, menurut kepolisian, dengan lebih dari 17.440 orang lagi masih dinyatakan hilang.

Sejumlah operasi terus dilakukan guna mengaktifkan kembali sistem pendingin enam reaktor PLTN Fukushima, yang bertujuan untuk mencegah pelepasan partikel radioaktif dalam jumlah besar.

Pemerintah Jepang pada Jumat meminta warga yang tinggal di radius 30 kilometer dari PLTN yang rusak itu untuk segera pergi karena kurangnya pasokan makanan dan sejumlah hal penting lainnya, seiring larangan mengonsumsi sayuran dan hasil pertanian akibat kontaminasi yodium radioaktif yang melebihi batas aman.(*)

(Uu.KR-PPT/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011