Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Jepang melalui "Japan International Cooperation Agency" membantu dana sebesar Rp319 miliar untuk pelaksanaan program "e-education" di 500 sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kami memberi dukungan dana untuk pelaksanaan proyek program pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di DIY," kata perwakilan dari "Japan International Cooperation Agency" (JICA) Ohara di SMP Negeri 1 Bantul, DIY, Sabtu.

Menurut dia pada peresmian program "e-education", dengan adanya fasilitas teknologi informasi dan komunikasi di sekolah, guru dan siswa dapat memanfaatkannya secara maksimal dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

"Guru juga dapat memanfaatkan sarana tersebut untuk mengembangkan materi ajar, sehingga proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung lebih menarik," ujarnya.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, untuk mewujudkan keberhasilan program itu dibutuhkan peran pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan dalam sinergi bersama membangun pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan adanya sinergi itu, menurut dia, DIY pada 2020 diharapkan dapat menjadi tempat pendidikan terkemuka di Indonesia bahkan dunia.

"Keberhasilan program itu dapat diimplementasikan di provinsi lain, sehingga apa yang menjadi cita-cita bersama dalam membentuk generasi penerus bangsa yang cerdas dan tanggap terhadap teknologi informasi dan komunikasi dapat tercapai," paparnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Aswin Sasongko menuturkan, peluncuran program tersebut dengan tema "Belajar Tanpa Batas" untuk mewujudkan kesempatan belajar bagi siswa SD dan SMP, tanpa terikat ruang dan waktu.

"Program itu didanai pemerintah Jepang melalui JICA dan merupakan kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Pemprov DIY melalui Disdikpora, dan akan diimplementasikan di 500 sekolah di DIY," ucapnya, menjelaskan.

Menurut dia, program itu meliputi perangkat teknologi informasi dan komunikasi, konten pembelajaran, dan pelatihan.

Implementasi program telah dimulai pada 2010 dengan membangun "internet data center" (IDC), jaringan komunikasi, pengadaan perangkat di 110 sekolah, pengembangan konten materi ajarpelatihan guru, dan pencairan dana "block grant".

"Tahap selanjutnya akan dilakukan implementasi untuk 240 sekolah pada 2011 dan 150 sekolah pada 2012. Mulai 2012 sistem pembelajaran itu akan direplika di provinsi lain," katanya.(*)

(L.B015*H010/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011