Air tersebut ditemukan di basement bangunan turbin reaktor satu --sehari setelah keterangan serupa ditemukan di basement turbin reaktor tiga sehingga menambah besar kekhawatiran bahwa bejana reaktor tersebut atau pipa dan katupnya bocor, sebagaimana dikutip dari AFP.
Skenario mengenai kasus terburuk di reaktor tiga ialah bahan bakar di dalam inti reaktor, campuran uranium-plutonium yang berubah-ubah, telah melewati masa kritis dan terbakar sampai ke dasar bejana tekanan baja.
Namun, lembaga keselamatan nuklir juga sudah menyatakan data lain menunjukkan bejana reaktor masih stabil.
Pembangkit listrik tenaga nuklir yang berada di pinggir laut tersebut diguncang gempa dan diterjang tsunami pada 11 Maret, yang merusak sistem pendingin reaktornya.
Semua reaktornya sejak itu telah disemprot dengan ribuan ton air untuk mendinginkannya dan menjaga batang bahan bakar tetap terbenam di dalam kolam, guna mencegahnya terpajan udara dan mengeluarkan asap bahan radioaktif.
Radioaktif tinggi pada air tampaknya memperlambat upaya untuk menstabilkan semua reaktor itu, setelah tiga pekerja terkontaminasi ketika mereka terkena air saat sedang bekerja di ruang turbin reaktor tiga pada Kamis (24/3).
Air dalam kedua kasus tersebut mengandung iodine, caesium dan cobalt 10.000 kali lebih tinggi dari tingkat normal, kata jurubicara Tokyo Electric Power Co (TEPCO).
"Kami harus berhati-hati agar air yang terkontaminasi bahan radioaktif tinggi tak bocor ke luar," kata jurubicara Nuclear and Industrial Safety Agency, Hideyuki Nishiyama, Jumat larut malam (25/3).
Genangan air setinggi satu meter juga ditemukan di basement bangunan turbin reaktor nomor dua dan empat, katanya dengan menambahkan, kandungan air itu sedang diteliti.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011