Jakarta (ANTARA News) – Kongres Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang akan digelar di Pekanbaru (26/3) diharapkan bisa mengedepankan nilai-nilai sportivitas dan menghasilkan kualitas yang baik serta bisa diterima semua pihak, termasuk oleh Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Sehingga prestasi sepakbola nasional bisa ke tingkat dunia.

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, anggota Forum Pemilik Suara PSSI (FPSP) dari Aceh, Djamaludin Ilyas menyatakan semua pihak yang terlibat di kongres PSSI harus memegang teguh nilai-nilai sportivitas dengan berpedoman pada aturan main seperti statuta PSSI dan statuta FIFA. Karena hanya dengan itu, kongres bisa menghasilkan keputusan yang berkualitas.

"Demi sportivitas, semua pihak yang terlibat dalam kongres, harus siap menerima apapun yang diputuskan kongres. Mari kita junjung tinggi semangat demokrasi dan fair play. Kita harus siap kalah, harus siap menang. Kalau kita punya pandangan berbeda, silakan diadu di kongres. Tapi begitu selesai dan diputuskan, semua pihak harus menerima," ujarnya.

Sementara, terkait bursa ketua umum PSSI yang akan bertarung di kongres PSSI, Djamaludin menjelaskan siapa pun yang ingin mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum PSSI, dipersilakan. Pintu dibuka lebar-lebar. Namun, tentunya harus tetap mengikuti aturan main yang berlaku di PSSI dan FIFA.

"Siapa pun yang akan terpilih sebagai ketua umum PSSI, kita harus hormati. Karena saya yakin akan menghasilkan kualitas yang baik," kata Djamaludin.

Harapan senada dilontarkan anggota Komisi X DPR RI Dedi Gumelar. Menurut pria yang akrab disapa Miing ini, hasil kongres PSSI ditunggu banyak pihak. Karena proses yang telah berjalan telah menyita perhatian publik cukup besar. Sehingga, tak ada harapan lain baik bagi dirinya maupun masyarakat, yakni kongres PSSI menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia persepakbolaan tanah air.

Di tempat terpisah, Kordinator Komunitas Gila Bola yang mantan juara dunia bulutangkis 1983 Kopenhagen, Denmark, Icuk Sugiarto menyatakan apa yang diterapkan dalam kongres PSSI yang berdasarkan statuta PSSI dan statuta FIFA diharapkan bisa menjadi panduan, khususnya bagi para peserta kongres PSSI yang hadir dan memiliki suara sah.Dengan begitu, harapan kongres PSSI ini menghasilkan sesuatu yang berkualitas, pasti bisa terwujud.

"Sepanjang tidak ada intervensi dan kepentingan politik yang bermain di kongres PSSI, saya yakin kongres akan berjalan sesuai koridor, lancar dan kondusif. Apalagi jika semua pihak menghormati dan menjalankan aturan main yang telah diterapkan. Pasti hasilnya akan maksimal. Dan, itu akan dilihat oleh FIFA bagaimana Indonesia, dalam hal ini PSSI, bisa melaksanakan kongres sesuai harapan," kata Icuk.

Icuk yang juga Ketua Umum Ikatan Atlet Nasional Indonesia (IANI) menyatakan yakin bahwa PSSI tidak akan melakukan hal-hal yang di luar aturan sesuai pedoman FIFA. Karena, semua sudah dikoordinasikan dengan FIFA dengan bukti FIFA meminta PSSI untuk segera menggelar kongres dalam waktu dekat.

"Dengan begitu, antara PSSI dan FIFA sudah jelas saling menguatkan satu sama lain," ujar Icuk.

Kalau semua pihak saling memahami sesuai tupoksinya, menurut Icuk, pemerintah cukup melihat saja jalannya kongres PSSI. Karena, sepakbola dan PSSI merupakan ranah civil society yang tak boleh diintervensi, sama seperti media massa.

"Karena itu, biarkan masalah bola ini, termasuk PSSI, diserahkan kepada urusan civil society. Dengan begitu, semangat sportivitas dan proses demokrasi di tubuh PSSI bisa semakin berkualitas," demikian Icuk Sugiarto.(*)
(R009/K004)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011