Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian BUMN mendorong PT Telkom Tbk membeli kembali (buyback) saham PT Telkomsel yang dikuasi oleh Singapore Telecommunication (SingTel).
Menteri BUMN Mustafa Abubakar di kantornya di Jakarta Jumat menyatakan menyambut baik wacana yang berkembang agar Telkom meningkatkan lagi jumlah sahamnya di Telkomsel untuk memperkuat posisinya.
Namun, Mustafa mengaku belum menerima penyampaian resmi dari Telkom mengenai adanya rencana tersebut.
"Pernah ada wacana itu (buyback), tetapi secara formal belum disampaikan kepada kami," kata Mustafa Abubakar, di Kantor Kementerian BUMN.
Saat ini jumlah saham Telkom di Telkomsel, perusahaan yang bergerak pada layanan seluler, sebesar 65 persen, sedangkan sisanya sekitar 35 persen dikuasai Singapore Telecomunication (SingTel).
Sesungguhnya sejak tahun 2008 wacana tersebut sudah bergulir namun perseroan memutuskan hanya melakukan buyback saham Telkom yang dimiliki publik.
Mustafa menuturkan, dengan kepemilikan saham Telkom yang lebih besar di Telkomsel yang kini menguasai pangsa hingga 55 persen pasar seluler di Tanah Air itu, maka akan meningkatkan kontribusi terhadap total pendapatan Telkom.
"Itu bagus, jika Telkom bisa menguasai hingga 100 persen. Kita mendorong mereka untuk membicarakan lebih lanjut dengan SingTel," ujarnya.
Sementara Head of Corporate Communication Telkom Eddy Kurnia mengatakan mendukung pernyataan Menteri BUMN Mustafa Abubakar bahwa perseroan akan melakukan buyback saham di Telkomsel.
"Kami mendukung pernyataan Bapak Menteri karena itu memang yang diharapkan, baik oleh Telkom maupun oleh pemegang saham," ujar Eddy.
Ia mengatakan tahapan buyback itu tentu masih panjang karena itu sifatnya perencanaan. Jadi belum bisa berbicara target waktu, apa dan bagaimana.
"Kami masih perlu melakukan kajian internal yang komprehensif dan matang", ujar Eddy.
Mustafa menambahkan, keputusan Telkom untuk buyback tersebut diserahkan sepenuhnya kepada direksi, termasuk sumber pendanaannya.
"Kalau kuat (pendanaan) dan positif bagi perusahaan silahkan saja. Saya kira dana internal mereka cukup untuk itu," ujar Mustafa.
(R017/S019/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011