Pangkalpinang (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan seluruh kabupaten/kota di wilayah provinsi itu berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2.
"Alhamdulillah, pemerintah pusat menurunkan level PPKM beberapa kabupaten dari level tiga ke level dua," kata Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Rabu.
Baca juga: TP-PKK Babel intensifkan Gerakan Lawan COVID-19 cegah gelombang 3
Baca juga: Satgas Babel tangani 25.557 kasus suspek cegah lonjakan COVID-19
Ia menjelaskan berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2021 tentang PPKM menetapkan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung , yaitu Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, dan Belitung Timur masuk kriteria PPKM level 2.
"Akumulasi kasus COVID-19 mingguan dan bulanan di Babel sudah mengalami penurunan, karena kebijakan semua kepala daerah mengisolasi seluruh pasien yang terkonfirmasi positif ke lokasi isolasi terpadu," ujarnya.
Selain itu, penurunan kasus ini juga karena semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi serta protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
"Meski kasus COVID-19 ini sudah melandai, kita terus meningkatkan testing harian dengan target positivity rate kurang dari lima persen di semua kabupaten/kota," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan Instruksi Kemendagri menargetkan jumlah testing harian yang harus dicapai Kabupaten Bangka 48, Belitung 27, Bangka Selatan 30, Bangka Tengah 28, Bangka Barat 30, Belitung Timur 18 dan Kota Pangkalpinang 30.
Baca juga: Satgas: 1.167 BOR Isoter Babel belum terisi pasien COVID-19
"Testing positivity rate di Babel sudah memadai 0,74 persen per minggu. Kabupaten terendah (memadai) adalah Bangka Selatan 0,18 persen per 100.000 penduduk per minggu dan tertinggi Bangka Tengah 3,13 persen per 100.000 penduduk per minggu," katanya.
Menurut dia, testing positivity rate secara perlahan semakin turun seiring dengan berkurangnya kasus terkonfirmasi positif. Meskipun demikian, kondisi ini perlu diwaspadai mengingat jumlah testing yang masih inkonsisten dan testing hanya dilakukan kepada pasien kontak erat yang bergejala.
"Ketersediaan alat PCR akan sangat membantu," ucapnya.
Pewarta: Aprionis
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021