London (ANTARA News) - Indonesia menjadi kandidat utama penerima Oscar Lingkungan Hidup dari World Future Council Foundation (WFC) karena langkah pemerintah Provinsi Aceh yang mengeluarkan kebijakan moratorium atau penghentian sementara penebangan hutan.

Pejabat Fungsi Penerangan, Sosial, Budaya, KBRI Berlin, Purno Widodo kepada ANTARA mengatakan selain Indonesia, negara-negara yang dinominasikan menerima penghargaan sama adalah Bhutan, Brazil, Kosta Rika, Ekuador, Finlandia, Gambia, Guatemala, Kenya, Nepal, Norwegia, India, Rwanda, Turki, AS dan Vietnam.

Seleksi akan dilakukan hingga enam negara, untuk dipilih tiga pemenang kebijakan yang terbaik, ujar Purno Widodo. Sudah dua tahun, nama provinsi ini berubah dari Nangroe Aceh Darussalam menjadi Provinsi Aceh saja.

Dalam keterangan persnya, WFC menyampaikan pencalonan Indonesia sebagai penerima "The Future Policy Award 2011" atas berbagai kebijakan ditempuh Pemprov Aceh dalam mengembalikan fungsi hutan dan menata kembali strategi pembangunan hutan Aceh untuk mencegah musibah seperti banjir, tanah longsor dan gangguan satwa liar yang disebabkan kerusakan hutan, terutama pasca bencana tsunami 26 Desember 2004.

Instruksi Gubernur Aceh tersebut tertangkap radar WFC, lembaga nirlaba yang bertujuan memberikan masukan kepada politisi dan pengambil kebijakan guna menciptakan kerangka pembangunan berkelanjutan yang mempertimbangkan kepentingan keadilan antargenerasi.

Pada 2010, pemenang penghargaan ini adalah Costa Rican Biodiversity Law 1998, Australian Great Barrier Reef Marine Park Act 1975 and Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999 serta Tuscan Regional Law 2004 on the Protection and Promotion of Heritage of Local Breeds and Plant Varieties.

Penghargaan kepada tiga pemenang dari enam negara terpilih akan dikukuhkan pada 21 September pada Sidang Majelis Umum PBB di New York. (*)

ZG/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011