Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia belum menerima penolakan resmi dari Pemerintah Thailand maupun Kamboja atas rencana pelaksanaan perundingan Komite Perbatasan (General Border Committee/GBC) Thailand-Kamboja di Indonesia pada awal April 2011.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, saat ditanya komentarnya atas pernyataan Menteri Pertahanan Thailand Prawit Wongsuwon di media Thailand yang intinya menolak keterlibatan pihak ketiga dalam penyelesaian konflik perbatasan Thailand-Kamboja.
"Indonesia pernah melontarkan gagasan bertemu di Indonesia bulan April... Pertemuan akan terjadi pada waktu yang cocok bagi kedua belah pihak," kata Marty.
Ia mengatakan bahwa belum ada penolakan resmi dari kedua belah pihak atas usulan tersebut ataupun penempatan tim peninjau perbatasan dari Indonesia.
"Belum ada penolakan observer team dari Indonesia. Saya juga belum menerima sikap resmi pemerintah Thailand. Yang ada statement mendukung observer team, tetap dukung peranan Indonesia," katanya.
Menurut Menlu, Indonesia menyadari sepenuhnya atas posisinya sehingga tidak akan memaksakan kehendak.
"Indonesia tahu tempatnya, kita akan kirim observer kalau diundang. Bantuan atas permintaan."
Lebih lanjut ia mengatakan Thailand dan Kamboja memiliki pilihan yang jelas untuk menyelesaikan permasalahan itu.
"Pilihan jelas, kalau tidak ditangani ASEAN, tentu ditangani DK PBB. Kami kira Thailand dan Kamboja tidak akan mengabaikan fakta tersebut. Hingga saat ini kami tidak terima indikasi yang seolah-olah menolak maksud baik itu," katanya.
Menlu kemudian menjelaskan bahwa hasil dari pertemuan informal tingkat Menlu di Jakarta awal tahun ini terdiri dari dua elemen yaitu upaya melanggengkan atau menstabilkan gencatan senjata dan upaya untuk secepat mungkin memulai perundingan perbatasan.
Untuk melanggengkan gencatan senjata, kata Marty, instrumen utamanya adalah penggelaran tim peninjau di perbatasan. Penggelaran tim peninjau di perbatasan masih menanti penentuan lokasi tugas.
Namun, lanjut dia, dengan atau tanpa tim tersebut, sebulan setelah pertemuan ASEAN di Jakarta, keadaan kedua negara sudah lebih baik karena ada pengaruh ASEAN.
Sementara itu pekan ini, Prawit Wongsuwon mengatakan bahwa pihaknya tidak akan pergi ke Indonesia untuk melakukan pertemuan GBC selanjutnya antara Thailand dan Kamboja. Ia mengatakan bahwa pertemuan itu harus dilaksanakan di Thailand atau Kamboja.(*)
(T.G003/R010)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011