"Para anak didik yang akan menghadapi pelaksanaan UN pada April mendatang harus rileks dan tidak boleh sedikit pun ada rasa tegang pada diri sendiri. Siswa harus optimis dengan kemampuan diri sendiri, sehingga saat mengisi lembaran jawaban tak satu pun soal yang dilewatkan,"terangnya.
Ia mengatakan, rasa takut yang menghantui para siswa itu kebanyakan terjadi di beberapa daerah lain seperti di pulau Jawa, Sumatera dan beberapa kota besar lainnya.
"Siswa yang dihantui takut akan tidak lulus UN terpaksa mencari paranormal untuk menprediksi hasil UN yang ia hadapi bahkan informasi yang dihimpun media ternyata ada siswa yang terpaksa jadi korban ulah paranormal,"kata Jamil.
Jamil mengungkapkan, siswa yang menjadi korban ulah paranormal itu cukup beragam ada yang harus mengorbankan keperawanannya ada pula harus merogoh kocek uang untuk membayar paranormal.
"Kejadian seperti ini belum pernah terjadi di Sulbar, namun hal-hal seperti ini banyak yang terjadi di kota-kota besar seperti di pulau Jawa. Para pelajar itu rela melepskan keperawanannya untuk mendapatkan kelulusan. Ini terjadi akibat rasa takut yang berlebihan sehingga apapun "mahar" dari paranormal tetap diterima oleh siswa tersebut,"jelasnya.
Dia berharap, para siswa khususnya dari kalangan perempuan untuk tidak melakukan hal-hal sekonyol itu karena hasil UN tidak akan pernah mempengaruhi kegiatan paranormal atau dukun mana pun juga.
"Kelulusan hasil UN hanya bisa tertolong apabila giat belajar dari sekarang dan bukan hasil sihir para dukun atau paranormal,"terangnya.
Untuk hasil pelaksanaan UN di Sulbar kata dia, pihaknya tetap optimistis tingkat kelulusan bisa menembus angka diatas 90 persen.
"Kami optimis tingkat kelulusan hasil akhir UN di Sulbar akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Ini juga terlihat dengan hasil pelaksanaan ujian sekolah yang diterapkan oleh pihak sekolah pada masing-masing kabupaten," ungkap dia.
Jamil menerankan, untuk mencapai hasil UN hingga 100 rasanya tidak mungkin tercapai. Namun, angka di atas 90 persen akan tetap bisa terpenuhi secara maksimal.
"Kelulusan UN itu juga tergantung bagaimana sekolah menerapkan metode pembelajaran. Jika pihak sekolah menerapkan metode yang baik maka saya yakin hasilnya pun akan lebih baik," ucapnya. (ACO/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011