Jayapura (ANTARA) - Pelari Rifki Ahmad Sholeh dari Jawa Tengah menyabet sekaligus dua medali emas cabang para-atletik pada debutnya di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua yang berlangsung di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Selasa.
Bahkan di salah satu nomor, yakni 1500 meter T46 putra, ia berhasil memecahkan rekor nasional dengan catatan waktu 4 menit 44,00 detik.
Catatan waktu itu melampaui rekor Peparnas 2016 di Jawa Barat yang dicetak oleh Erens Sabandar dari Maluku dengan waktu 4 menit 50,85 detik.
Medali perak diraih Mian Sirait dari Sumatra Utara dengan waktu 4 menit 54,17 detik, sedangkan perunggu diraih Budi Setiyo dari Riau dengan waktu 4 menit 55,00 detik.
Di nomor 5000 meter T45-46 putra, atlet kelahiran Sukabumi, 8 Mei 1992 itu juga meraih emas dengan mencatatkan waktu 19 menit 02,83 detik.
Baca juga: Nina Gusmita pecahkan rekor nasional 100 meter T54 putri
Baca juga: Sempat tegang, Karisma Evi pertajam rekor nasional 100 meter putri
Medali perak diraih Budi Setiyo dari Riau dengan catatan waktu 21 menit 01,77 detik, sedangkan perunggu direbut Yudha Setyawan yang juga dari Riau (22 menit 29,78 detik).
Rifki mengaku sejak kecil suka lari jarak jauh dan sering ikut maraton sehingga terbiasa dengan latihan yang dilakoni jelang Peparnas perdananya.
Sebenarnya, Rifki mengaku bisa mencatatkan waktu 17 menit untuk jarak 5000 meter pada saat latihan, tetapi cuaca panas memengaruhi performanya.
"Biasanya, 5000 meter bisa 17 menit. Mungkin karena pengaruh cuaca, tidak kuat. Panas sekali di sini," ujar Rifki.
Sebelum di Peparnas, Rifki pernah terjun di Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) Jateng 2018 di nomor 800, 1500, dan 5000 meter.
"Waktu itu dapat dua emas dari 1500 dan 5000 (meter), dan satu perak di 800 meter. Pada 2019, saya ikut lagi tiga nomor itu, dapat emas semua," ungkap Rifki.
Baca juga: Tujuh rekor para-atletik pecah di Peparnas Papua
Baca juga: Pelari debutan Jateng pecahkan rekor 400 meter putra T11 di Peparnas
Baca juga: Maria Goreti pecahkan rekor 1500 meter putri T54 di Peparnas Papua
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021