Jakarta (ANTARA News) - Karang Taruna diharapkan memanfaatkan media sosial, seperti Twitter, Facebook, dan lain-lain untuk menjadi alat pemersatu bangsa dan menciptakan perdamaian, sehingga dapat membangun kebersamaan dan persatuan bangsa.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Karang Taruna Indonesia, Taufan EN Rotorasiko dalam acara talkshow bertajuk "Social Media untuk Indonesia yang Damai" yang diselenggarakan Karang Taruna, di Jakarta, Kamis (24/3).
"Dengan memanfaatkan media sosial, mari kita bangun kebersamaan bangsa ini untuk menciptakan perdamaian," katanya.
Salah seorang narasumber, Fahira Fahmi Idris, pendiri Gerakan Masyarakat Cinta Damai, mengatakan, mereka memanfaatkan twitter dan facebook untuk menggalang persatuan dan kesatuan.
Gerakan itu diilhami oleh banyaknya konflik yang pecah antaragama, bahkan antarkampung sekitar Oktober 2009.
"Banyak nilai yang telah bergeser di masyarakat. Misalnya, dulu kita dikenal sebagai masyarakat yang ramah, sopan, tapi belakangan masyarakat kita sering diwarnai perpecahan dan gampang tersulut emosinya," katanya.
Adanya kemunduran perilaku sosial dan nasional ini perlu disikapi oleh pemuda Indonesia, untuk membantu pemerintah, misalnya lewat media sosial, katanya.
Menurut Fahira Fahmi Idris, masyarakat Cinta Damai melakukan pelatihan, penyuluhan kepada masyarakat, melaksanakan aksi-aksi sosial dan membantu mencari akar dari permasalahan di masyarakat, katanya. Contohnya, gerakan ini pernah menyatukan dua sekolah yang sering tawuran untuk sama-sama terlibat dalam satu kegiatan yang positif.
Terbukti dalam kegiatan itu, ikatan emosi positif anak-anak itu terbentuk dan tidak lagi berkelahi satu sama lain.
Selain itu, mereka juga melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat karena seringkali akibat himpitan ekonomi, emosi masyarakat menjadi mudah terbakar, katanya.
Dikatakannya, media online, terutama sosial media seperti Twitter dan Facebook, diakuinya memiliki peran yang penting dalam ikut menyuarakan kedamaian di masyarakat.
Sementara itu, seorang rekonsiliator konflik Agus Muldya, yang juga Dewan Penasihat Karang Taruna Nasional, mengatakan contoh konflik di Libya dan konflik Timur Tengah dapat dilihat dari sudut pandang Indonesia, kemudian tindakan nyata Karang Taruna dan pemanfaatan media sosial.
Ia menekankan, semua tindakan dilakukan untuk mendorong kebijakan publik dan yang penting, tindakan nyata di masyarakat mengingat peranan media sosial dapat menjadi alat pemersatu bangsa, seperti terjadi di Mesir, Libya, Tunisia. Media Twitter dan Facebook dapat mempermudah orang untuk berbagi opini dan persamaan pendapat sehingga sebuah gerakan dapat 'terorganisir' dengan cepat.(*)
(R009/K004)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011