Keluarga itu harus betul-betul perhatian dan peduli
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti mengatakan tingkat keparahan penyakit diabetes yang diderita oleh penduduk lanjut usia (lansia) bergantung pada pola asuh yang dijalankan keluarga.
“Jadi keluarga itu harus betul-betul perhatian dan peduli. Bisa memantau setiap aktivitas, kondisi dari lansia yang ada dalam keluarga,” kata Nopian saat ditemui ANTARA di Jakarta, Selasa.
Nopian menuturkan tingginya kadar gula darah dalam tubuh pada jangka panjang, dapat mempercepat lansia mengalami mudah lupa, penuaan dini hingga memicu timbulnya beberapa penyakit akibat komplikasi.
Komplikasi tersebut antara lain dapat menyebabkan hipertensi, stroke, kebutaan, gagal ginjal hingga mengancam jiwa seseorang.
Menurut Nopian, berbagai macam komplikasi itu dapat dicegah dengan keluarga memahami gejala-gejala diabetes. Seperti sering merasa haus, sering buang air kecil terutama pada malam hari, turunnya berat badan tanpa penyebab yang jelas, leas, pandangan kabur, luka sulit sembuh dan sering mengalami infeksi.
Selanjutnya, keluarga juga dapat memperhatikan aktivitas yang dilakukan lansia, baik aktivitas yang dilakukan baik melalui gawai maupun berkumpul dengan komunitas tertentu karena kebahagiaan yang didapatkan lansia dari aktivitas tersebut dapat mempengaruhi pola pikir untuk menjalani hidup sehat. Kemudian, penting pula untuk memeriksakan secara rutin kesehatan para lansia.
Baca juga: BKKBN hadirkan GoLantang dan Satyagatra bantu lansia di masa pandemi
Baca juga: BKKBN: Jumlah warga lansia bertambah 1,2 juta dalam satu tahun
Lebih lanjut dia menjelaskan, keluarga yang menjadi pendamping turut memiliki andil dalam mengontrol pola makan yang diberikan melalui makanan yang sehat dan bergizi seperti banyak memakan sayuran segar juga makanan yang tidak terkontaminasi dengan pengawet.
Hal tersebut dapat membantu lansia menjadi lebih sehat dan kadar gula menjadi lebih terkontrol.
“Ingat, diabetes tidak dapat disembuhkan tapi dapat dikontrol. Jadi untuk memahami apa saja gejala diabetes itu, yang paling utama keluarga perlu memperhatikan pola makan yang diberikan terutama pada makanan manis atau instan,” ujar dia.
Nopian juga mengatakan, BKKBN dapat membantu keluarga menjaga lansia untuk terhindar dari penyakit diabetes melalui senam sehat yang ada pada program Bina Keluarga Lansia (BKL) dan aplikasi GoLantang yang memberikan edukasi kesehatan juga mengontrol kesehatan lansia melalui kalkulator kesehatan.
Ia berharap semua keluarga dapat lebih memperhatikan lansia dengan menerapkan tiga fungsi keluarga yakni asah, asih dan asuh agar lansia dapat terhindar dari berbagai macam penyakit sekaligus menjadi lansia yang tangguh, bahagia dan bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.
“Perlu diingat, setiap lansia itu pernah muda, tapi yang muda belum tentu akan menjadi lansia. Oleh sebab itulah, sejak muda kita harus sudah mempersiapkan diri untuk menjadi lansia yang tangguh melalui persiapan diri sendiri,” kata Nopian.Baca juga: BKKBN: Indonesia sedang bertransisi menuju penuaan penduduk
Baca juga: BKKBN: Lansia punya pengalaman untuk bantu atasi persoalan stunting
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021