London (ANTARA News) - Rombongan Dubes RI di Tripoli tiba di Tunisia bersama 23 warga Indonesia yang tinggal di Libya melalui jalan darat pintu perbatasan kota Ras Jedir di Provinsi Ben Guardane, Tunisia.

Evakuasi dilakukan guna mengantisipasi memburuknya situasi keamanan Libya akibat diberlakukannya "no-fly zone" oleh DK PBB, demikian keterangan pers dari KBRI Tunis yang diterima Antara London, Kamis.

Rombongan evakuasi WNI tersebut dipimpin langsung oleh Dubes RI Tripoli, terdiri atas delapan staf KBRI Tripoli dan 14 orang TKW, beriringan dengan rombongan Kedubes Vietnam dan India. Rombongan evakuasi WNI eks-Libya tiba dengan menggunakan lima mobil.

Kedatangan Dubes RI di Tripoli disambut Dubes RI di Tunis Muhammad Ibnu Said, dan staf KBRI Tunis untuk mempercepat proses imigrasi dan koordinasi dengan Komandan Militer di Ras Jedir.

Rombongan kemudian diakomodasikan di Pulau Jerba selama satu malam untuk menerima pelayanan yang dibutuhkan, sebelum akhirnya bertolak ke Ibukota Tunis sekitar pukul 08.00 pagi keesokan harinya.

Sekretaris Satu KBRI Tunis, Boy Dharmawan, menjelaskan berkat koordinasi yang baik antara KBRI Tunis dengan pihak otoritas imigrasi Tunisia, proses evakuasi WNI eks-Libya yang dilakukan KBRI Tunis di perbatasan Ras Jedir berjalan relatif lancar, meski beberapa WNI dalam rombongan evakuasi tersebut tidak memiliki dokumen lengkap.

Evakuasi darat melalui perbatasan Tunisia-Libya, merupakan alternatif yang paling memungkinkan saat ini dan selanjutnya, mengingat telah diberlakukannya "no-fly zone", ujarnya.

Menurut pejabat ekonomi dan politik tersebut, nasib banyak pengungsi di perbatasan Ras Jedir sangat memilukan karena diterlantarkan negaranya.

Militer Tunisia turut memperketat arus masuknya pengungsi, khususnya yang berasal dari negara yang bergolak karena khawatir implikasi dari membludaknya pengungsi di Tunisia khususnya yang berasal dari negara-negara Afrika seperti Chad, Nigeria, Sudan, Somalia, Mesir, Maroko, dan negara Asia seperti Bangladesh, Pakistan dan India, yang hingga saat ini pemulangan mereka sangat lambat.

Berlarutnya penanganan masalah pengungsi di kawasan perbatasan Tunisia-Libya, telah menimbulkan berbagai implikasi sosial bagi Tunisia.

Sebelumnya, sejak tanggal 20 Maret 2011, KBRI Tunis telah membuka posko evakusi di kota Jerba.

Selain itu, KBRI Tunis juga telah menjalin hubungan yang terus menerus dengan International Organization for Migrants (IOM), Imigrasi Tunisia dan Komandan Militer Ras Jedir, guna membantu TKI yang melintasi perbatasan Tunisia-Libya.

Menurut keterangan sebagaimana dua evakusi lewat jalur darat sebelunya, perjalanan rombongan KBRI Tripoli kali ini pun berlangsung menegangkan. Rombongan juga harus melalui "jalan tikus" guna menghindari pertempuran yang berkecamuk di beberapa kota yang seharusnya dilalui.

Selama perjalanan rombongan kendaraan KBRI Tripoli dihadang puluhan chek point, yang kebanykan dilakukan kelompok pro Kaddhafi.

Sebelum meninggalkan Tripoli, para WNI dengan cerdik, memborong beberapa barang seperti handphone, laptop, kamera, kaca mata dan produk bermerek lainnya karena harga obral, dan mata uang Dinar Libya yang merosot drastis terhadap Dolar AS atau Euro.

Rombongan evakuasi WNI tersebut tiba di Tunis pada hari Selasa, setelah melakukan perjalanan sekitar 270 km dari Tripoli ke Ras Jedir perbatasan Tunisia-Libya dan 730 km dari Ras Jedir ke Ibukota Tunis. Rombongan kemudian diterima di Wisma Duta sekitar pukul 14.00.

Setelah diberlakuaknnya "no-fly zone", arus pengungsi yang ingin meninggalkan Libya meningkat drastis di perbatasan darat Libya-Tunisia, sehingga terjadi penumpukan yang mencapai ribuan orang dari berbagai negara.

Dengan datangnya rombongan evakuasi tersebut, jumlah WNI eks-Libya yang telah dievakuasi melalui Tunisia sebanyak 533 orang, tidak termasuk staf KBRI Tripoli. Hingga tanggal 19 Maret yang lalu, KBRI Tunis telah memberangkatkan 517 orang WNI.

Adapun jumlah WNI Libya yang berada di penampungan KBRI Tunis saat ini ada 26 orang, termasuk para staf KBRI Tripoli.

Selain 14 TKW yang datang bersama rombongan terkahir, sebelumnya 2 orang TKW yang bekerja pada keluarga paman Kaddhafi telah tiba di Tunis sejak beberapa hari yang lalu, setelah dijemput oleh staf KBRI Tunis di Perbatasan Ras Jedir, Sabtu malam tanggal 19 Maret 2011.

Menurut rencana, 28 WNI eks-Libya tersebut akan diberangkatkan ke Indonesia hari Sabtu, 26 Maret 2011, dengan penerbangan Emirate.(*)
(ZG/K005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011