Roma (ANTARA News/AFP) - AC Milan dan Inter Milan yang akan saling jegal di San Siro 2 April mendatang untuk memuluskan langkah mereka menjuarai liga Italia harus mewaspadai dua tim kuda hitam, Napoli dan Udinese, yang saat ini menempati urutan ketiga dan keempat klasemen liga Italia.

Sementara publik Italia tengah menunggu dengan penasaran bagaimana hasil pertandingan AC Milan versus Inter Milan yang diasumsikan sebagai "laga penentuan juara liga Italia" itu, Napoli dan Udinese juga berhasil menempel kedua tim elit Italia itu dengan catatan-catatan yang mengesankan.

Gelar juara liga Italia yang pada awalnya diperkirakan hanya akan diperebutkan antara dua raksasa kota Milan itu, menjadi semakin memanas tatkala AC Milan hanya mampu meraih satu poin dalam dua pertandingan terakhir mereka, sehingga membuat nama Napoli kembali beredar di antara tiga pemuncak klasemen yang masih sangat berpeluang meraih gelar juara liga itu.

Ketiga tim itu kini hanya berselisih tiga poin saja dan angka itu dapat berubah menjadi satu poin jika Inter Milan berhasil mengalahkan AC Milan dan Napoli dapat mengalahkan lawan berikutnya dalam lanjutan pertandingan liga itu nanti setelah jeda akhir minggu ini untuk pertandingan internasional berakhir.

Yang membuat pertarungan perebutan gelar ini semakin menarik adalah potensi ancaman dari Udinese yang sedang mengendap-endap di tempat keempat dengan jarak enam poin saja dari ketiga pemuncak klasemen itu.

Tim kecil yang bermarkas di perbatasan Italia dan Slovenia itu juga sedang dalam performa terbaik mereka saat ini dan mereka memiliki semua catatan meyakinkan untuk layak ikut bermimpi menjadi juara Liga Italia.

Pertama-tama, statistik menunjukkan bahwa Udinese saat ini adalah tim dengan koleksi gol terbanyak yaitu 56 gol, bersama-sama dengan Inter Milan yang juga mendulang gol dalam jumlah yang sama.

Mereka adalah satu-satunya tim yang tidak terkalahkan sejak awal tahun ini, yaitu dengan 10 kali menang dan tiga kali seri dalam 13 pertandingan.

Mereka juga adalah tim yang berhasil mengoleksi poin terbanyak sejak awal tahun ini di bawah Inter Milan, meski Inter mengoleksi lebih banyak poin itu hanya karena mereka telah memainkan lebih banyak pertandingan, yaitu 15 pertandingan dengan dua kali kalah.

Salah satu dari dua kekalahan Inter Milan adalah di tangan Udinese, dengan skor 1-3.

Udinese, tim yang dilatih oleh Francesco Guidolin itu, juga belum pernah kebobolan dalam tujuh pertandingan.

Dalam tiga pertandingan tandang terakhir mereka berhasil meraup 14 gol, yaitu dari Palermo 7-0, Cagliari 4-0 dan Cesena 3-0.

Sebelumnya mereka juga berhasil menaklukkan Juventus 2-1 di Turin, Genoa 4-2 di Genoa, dan menahan AC Milan 4-4 di San Siro.

Hanya draw di kandang sendiri yang membuat Udinese agak tertahan untuk berada lebih dekat ke posisi puncak, yaitu ketika melawan Bologna dengan skor 1-1, dan melawan Brescia dengan skor 0-0.

Padahal pada awal-awal musim mereka sempat menderita empat kali kekalahan berturut-turut dan sebuah draw -- namun setelah kelima pertandingan itu mereka adalah peraup poin terbanyak, mengalahkan tim manapun.

Memang statistik di atas hanyalah catatan tentang angka-angka, namun catatan tentang bagaimana Udinese meraih semua angka-angka itu bahkan lebih menarik lagi untuk disimak.

Inter Milan adalah sebuah tim yang dipersenjatai oleh para pemain hebat dan mahal seperti Javier Zanetti, Maicon, Samuel Eto`o dan Wesley Sneijder.

AC Milan telah berhasil membangun sebuah formasi penyerang maut yang diisi oleh Zlatan Ibrahimovic dan Robinho dengan dukungan sekarung penuh pemain berpengalaman di lini tengah seperti Clarence Seedorf dan Alessandro Nesta.

Napoli juga memiliki tiga trisula bertalenta tinggi Edinson Cavani, Ezequiel Lavezzi and Marek Hamsik yang siap mengeksekusi bola-bola operan para pemain bertahan Napoli yang terkenal tangguh.

Sementara Udinese, mereka tidak memiliki deretan nama-nama pemain menakutkan seperti ketiga pemuncak Liga Italia itu, mereka hanya mengandalkan seorang pemain depan Antonio Di Natale yang dengan karakter dinginnya siap mengeksekusi gawang lawan dengan bola-bola mautnya, dan seorang pemain sayap dari Cile Alexis Sanchez, yang saat ini menjadi incaran klub-klub besar Europa.

Di Natale menjadi pemain dengan gol terbanyak di Serie A saat ini dengan koleksi 25 gol, dan Sanchez berada di delapan besar top-skorer dengan 12 gol -- sementara pemain-pemain lain dari klub ini paling banyak hanya berhasil mengumpulkan tiga gol.

Kedua pemain itulah yang menjadi inspirator kehebatan Udinese dengan didukung oleh ketangguhan pemain tengah dari Ghana Kwadwo

Asamoah, dan kecekatan bek Kolumbia Pablo Armero yang memiliki gaya bertahan ala Roberto Carlos yang sering menyerbu dari lini belakang menyisir sayap kiri untuk memberi umpan-umpan matang bagi Di Natale.

Tetapi salah satu penemuan Udinese musim ini adalah pemain Prancis kelahiran Maroko Mehdi Benatia, yang dibesarkan bersama-sama dengan pemain Arsenal Samir Nasri di klub Marseille, meski dia tidak pernah mendapat kesempatan main di klub itu.

Dia bergabung dengan Udinese setelah bermain dua tahun di tim divisi dua Prancis Clermont, dan berhasil membangun reputasinya seiring dengan kecemerlangan permainan tim Udinese musim ini.

Senada dengan para rekan setimnya yang lain, dia menolak untuk terlalu berharap menyusul keberhasilan mereka.

"Cukup berhasil masuk kualifikasi Liga Europa bagi kami sudah sangat hebat. Akan sulit untuk menembus zona Liga Champion, meskipun kami memiliki kualitas untuk itu," kata Mehdi Benatia.

Pernyataan yang realistis dari para pemain tim yang prestasi terbaik mereka adalah urutan ketiga klasemen akhir pada 1998 adalah suatu hal yang dapat dimaklumi.

Prestasi Udinese yang paling signifikan adalah juara piala Inter-Toto pada2000 dan Piala Anglo-Italia pada 1978, selain dari juara Piala Mitropa Cup (yang khusus diperuntukkan bagi para juara liga divisi dua seluruh Eropa) dua tahun kemudian.

Mungkin mereka memang tidak berhasil merebut mahkota juara Serie A musim ini, tetapi setidak-tidaknya mereka mesti mampu menyamai prestasi mereka pada 2005 ketika berhasil menempati urutan keempat klasemen akhir liga Italia sehingga mereka berhak untuk mengikuti kualifikasi Liga Champion untuk pertama kali dan satu-satunya sepanjang sejarah tim itu.

Melihat performa Udinese saat ini tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak bermimpi lebih baik dari itu.

Berikut ini klasemen sementara kompetisi sepak bola Liga Italia pada hari terakhir pertandingan sebelum jeda istirahat pertandingan internasional akhir minggu ini:

  • 1. AC Milan 30 18 8 4 51 22 62
  • 2. Inter Milan 30 18 6 6 56 32 60
  • 3. Napoli 30 18 5 7 46 27 59
  • 4. Udinese 30 17 5 8 56 30 56
  • 5. Lazio 30 16 6 8 36 25 54
  • 6. Roma 30 14 8 8 47 41 50
  • 7. Juventus 30 12 9 9 45 38 45
  • 8. Palermo 30 13 4 13 45 46 43
  • 9. Fiorentina 30 10 11 9 35 31 41
  • 10. Bologna 30 11 10 9 33 37 40
  • 11. Cagliari 30 11 6 13 36 36 39
  • 12. Genoa 30 10 9 11 29 33 39
  • 13. Chievo 30 8 11 11 30 32 35
  • 14. Parma 30 7 11 12 29 41 32
  • 15. Catania 30 8 8 14 25 40 32
  • 16. Sampdoria 30 7 10 13 25 34 31
  • 17. Cesena 30 7 8 15 25 41 29
  • 18. Lecce 30 7 7 16 31 52 28
  • 19. Brescia 30 6 8 16 24 38 26
  • 20. Bari 30 3 8 19 17 45 17.(*)

(H-OKS/I015)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011