Jakarta (ANTARA) - Pelaksanaan hari keempat Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua, Senin, diwarnai dengan sejumlah pemecahan rekor dari berbagai cabang olahraga yang dipertandingkan.

Pemecahan rekor setidaknya terjadi pada cabang renang, angkat berat dan atletik.

Paling tidak lima rekor nasional (rekornas) terpecahkan pada hari pertama perlombaan cabang olahraga renang Peparnas XVI Papua di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Senin.

Dua rekornas pertama tercipta dari nomor 50 meter gaya dada putra dan putri klasifikasi S6 melalui perenang debutan M Gerry Pahker dan Siti Alfiah.

Baca juga: Debut Gerry dan Siti langsung pecahkan rekor nasional di Peparnas Papua

Gerry yang hadir di bawah bendera kontingen Riau tampil impresif dengan membukukan catatan waktu tercepat 44,32 detik. Hasil tersebut sekaligus memecahkan rekornas milik Toif Fauzi yang sebelumnya mencetak waktu 48,02 detik pada 2016.

Sementara Siti Alfiah dari Jawa Tengah membuka perlombaan dengan medali emas usai membukukan catatan waktu 52,44 detik. Raihan tersebut memecahkan rekornas milik Riyanti pada 2018 dengan 59,15 detik.

Kemudian rekornas baru juga tercipta pada nomor 100 meter gaya bebas putri S12 yang dicetak atlet renang Jawa Barat Laras Safitri Permatasari yang mempertajam catatan waktunya sendiri menjadi 1 menit 24,23 detik dari sebelumnya 1 menit 31,27 detik.

Pada nomor 100 meter gaya bebas putri, Naila Puja Rislani dari Jawa Barat juga berhasil memecahkan rekor nasional setelah meraih emas pada nomor 100 meter gaya bebas putri S15.

Naila membukukan waktu 1 menit 12,63 detik atau lebih baik dari dari rekornas sebelumnya milik Illiyin Nur Y. dengan 1 menit 16,03 pada 2016.

Adapun satu rekor terakhir dari renang diciptakan Norlatifah atlet Kalimantan Selatan yang tampil pada nomor 50 meter gaya punggung putri S9 dengan 43,83 menit.

Dia menggeser rekornas milik Laura Aurelia Dinda pada 2016 dengan catatan waktu 44,37 detik.

Dari angkat berat, tercatat atlet Bali Ni Nengah Widiasih berhasil memecahkan rekor nasional pada kelas 45kg dan A Hadi dari Kalimantan Barat pada kelas 49kg putra.

Baca juga: Ni Nengah Widiasih bersyukur bisa pecahkan rekor di Peparnas

Ni Nengah Widiasih yang meraih medali perak pada Paralimpiade Tokyo 2020 itu, melanjutkan mencetak prestasi dengan memecahkan rekor nasional angkat berat kelas 45kg putri di Ballroom Suni Garden Lake, Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin.

Ni Nengah Widiasih memecahkan rekor nasional yang dicetak atlet Kalimantan Timur Nurjanah yang ditorehkan pada Peparnas 2012 dengan berat angkatan 67kg.

Pada kesempatan ini, Ni Nengah Widiasih berhasil mengangkat beban terberat 90kg yang dihasilkan pada kesempatan ketiga.

"Semoga ini menjadi motivasi untuk atlet-atlet yang lain, atlet-atlet baru terutama. Semoga mereka, atlet-atlet di daerah lebih termotivasi lagi untuk latihan lebih giat lagi dan mempersiapkan diri untuk Peparnas selanjutnya," harap Ni Nengah Widiasih.

Atlet angkat berat putra, A Hadi Barat juga memecahkan rekor nasional kelas 49kg putra.

Hadi yang meraih medali emas dengan angkatan terberat 150kg itu memecahkan rekor nasional yang ditorehkan atlet Jawa Barat Tamim Prasetyo dengan angkatan seberat 141kg yang dicetak pada Peparnas 2016.

Selain itu dari cabang olahraga para-atletik setidaknya enam rekor nasional terpecahkan pada hari ketiga pertandingan yang berlangsung di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Senin.

Baca juga: Tujuh rekor para-atletik pecah di Peparnas Papua

Pertama, nomor 400 meter putri T20 yang dipecahkan oleh Indah Khoirunisa dari Jawa Barat dengan catatan waktu 1 menit 03,93 detik.

Catatan waktu Indah mengalahkan rekor yang dicetak Tiwa dari Riau pada Peparnas XV di Jabar pada 2016, yakni 1 menit 04,15 detik.

Kedua, Zakaria dari Nusa Tenggara Barat pada nomor 400 meter putra T20 dengan waktu 50,77 detik, memecahkan rekor Felypus Kolymau dari NTT dengan 50,99 detik pada Peparnas 2016.

Ketiga, Amirul Salam dari Jabar dengan catatan waktu 53,74 detik pada nomor 400 meter putra T13 yang memecahkan rekor atas namanya sendiri di Peparnas 2016 dengan catatan waktu 53,87 detik.

Keempat, Slamet Wahyu Jati dari Jawa Tengah pada nomor 400 meter putra T12 dengan waktu 51,57 detik yang memecahkan rekor Iwan Susanto pada Peparnas 2016 dengan waktu 55,87 detik.

Baca juga: Pelari debutan Jateng pecahkan rekor 400 meter putra T11 di Peparnas

Kelima, Muhammad Dimas Ubaidillah memecahkan rekor nasional nomor 400 meter putra T11 dengan catatan waktu 55,55 detik, atau melampaui rekor Rully Alkahfi Mubarok pada Peparnas 2016 dengan catatan waktu 56,53 detik.

Keenam, Maria Goreti Samiyati dari DKI Jakarta pada nomor 1500 meter putri T54 atau balap kursi roda dengan catatan waktu 4 menit 28,65 detik, menyalip rekor Awin Listyowati dengan waktu 5 menit 31,70 detik pada Peparnas Riau.

Baca juga: Maria Goreti pecahkan rekor 1500 meter putri T54 di Peparnas Papua

Selanjutnya mulai dipertandingkan

Pemanah Jawa Timur Ken Swagumilang berjalan usai memeriksa hasil bidikannya pada kualifikasi panahan compound dan compound elite putra- putri Peparnas di Lapangan Panahan, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (8/11/2021). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nym. (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)

Cabang mulai dipertandingkan

Selain pemecahan rekor, beberapa cabang olahraga juga mulai dipertandingkan pada hari keempat pelaksanaan Peparnas Papua.

Selain renang yang sudah menciptakan sejumlah rekor baru, cabang panahan yang digelar di Arena Panahan, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur,Jayapura, juga mulai dipertandingkan Senin.

Tuan rumah Papua untuk sementara mendominasi perolehan medali pada hari pertama panahan dipertandingkan dengan mengoleksi tujuh medali emas.

Baca juga: Tuan rumah dominasi medali emas laga perdana panahan Peparnas Papua

Pada recurve men open team, Papua yang menurunkan tiga atletnya, yakni Daniel Wilson Uyo, Edy Pranoto, dan Sriyono dengan perolehan 1.711 poin, mengungguli Jawa Barat (1.586 poin) dan DI Yogyakarta (1.557 poin).

Pada recurve women open team, tuan rumah juga mengandalkan tiga pemanahnya, yakni Arfiah Raharusun, Mahda Aulia, dan Mariyem yang mengumpulkan 1.224 poin, unggul atas Jabar (1.093 poin) dan Kalbar (743 poin).

Di nomor compound men open team, Papua unggul dengan 1.905 poin, menyalip Jabar dengan 1.818 poin dan Sumatra Utara dengan 1.814 poin.

Di kelas perorangan, emas Papua diraih Bertur Klemen, Stefano Ronny Repi, Daniel Wilson Yo, dan Mahda Aulia.

Sementara Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat masing-masing mendapatkan satu medali emas.

Cabang judo dan sepak bola CP juga mulai dipertandingkan Senin.

Berbeda dengan sepak bola yang masih dalam tahap penyisihan, judo sudah memperebutkan beberapa medali emas.

Tim Papua juga sementara mendominasi perolehan medali Peparnas cabang judo tunanetra setelah berhasil mengamankan 2 medali emas, 1 medali perak dan 1 medali perunggu.

Baca juga: Papua dominasi perolehan medali Peparnas cabang judo tunanetra

Di peringkat kedua klasemen medali judo tunanetra Peparnas diisi oleh Jawa Barat yang berhasil mengumpulkan 1 medali emas dan 2 medali perunggu. Di posisi ketiga dihuni oleh Riau yang memiliki raihan sama dengan Jawa Barat.

Selain itu, cabang olahraga boccia juga mulai dipertandingkan pada Senin, dengan Provinsi Papua dan Jawa Tengah sementara mendominasi pertandingan.

"Untuk Papua hari pertama mendominasi pada nomor beregu dan Jawa Tengah untuk nomor individu," kata Technical Delegate Cabang Olahraga Boccia Rumi Iqbal Doewes.

Baca juga: Round up - Pembukaan yang penuh makna awali Peparnas XVI di Papua
Baca juga: Round-up Peparnas Papua: Tuan rumah dan juara bertahan tancap gas
Baca juga: Round up - Peparnas Papua masih berkutat untuk bersiap laga perdana

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021