Bukittinggi (ANTARA) - Jasad dua orang korban pekerja drainase yang tertimpa reruntuhan tanah dan tembok bangunan di Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, berhasil dievakuasi tim penyelamat setelah tertimbun sekitar dua jam.
Nyawa kedua korban tidak dapat diselamatkan karena terimpit tembok bangunan yang runtuh saat para pekerja yang mayoritas berasal dari Kabupaten Agam itu tengah sibuk bekerja.
"Kejadian sekitar jam 15.00 WIB, ada empat orang pekerja yang sedang berada dalam lubang galian drainase itu, saat kejadian, dua orang berhasil keluar dari lubang dan dua korban ini tidak sempat hingga terjepit," kata Kepala Pelaksana BPBD Bukittinggi, Ibentaro Samudera di Bukittinggi, Senin.
Ia mengatakan runtuhnya tanah dan bangunan di atas galian proyek rehabilitasi drainase ini diperkirakan karena curah hujan sebelum musibah itu terjadi.
Baca juga: Dua penambang emas di Dharmasraya tewas tertimbun runtuhan tanah
Baca juga: Delapan rumah di Solok Selatan tertimbun longsor
"Tingginya curah hujan beberapa hari terakhir juga mempengaruhi labilnya tanah, saat ini korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Bukittinggi," kata dia.
Ibentaro menyatakan dua orang korban malang itu merupakan pekerja yang berasal dari Pasaman dan Palupuah yang baru memulai pekerjaan mereka.
"Korban masing-masing Jodi (27) asal Kabupaten Pasaman dan Aril atau Heri (33) asal Palupuah Agam," kata dia.
Lurah Bukik Cangang Kayu Ramang, Muhammas Reza menyebut pengerjaan proyek ini akan dikomunikasikan kembali antara Dinas terkait Pemkot Bukittinggi dan pihak pelaksana terkait keamanannya yang saat ini telah memakan korban.
"Akan kita koordinasikan ulang dengan pihak pemborong, kita tentu tidak ingin ada kejadian buruk lagi menimpa pekerja dan penduduk setempat yang melewati jalan itu," kata Reza.
Sementara itu, salah seorang warga setempat, Malin menyatakan kekecewaannya dengan kejadian yang terjadi di daerah yang berada di atas bibir jurang Ngarai Sianok itu.
"Sebelumnya, saya sempat meunggah informasi keraguan warga dengan adanya pengerjaan drainase ini, ada beberapa galian yang kami takutkan membuat tanah tergerus, akhirnya terbukti dan malah memakan korban nyawa, semoga segera ditindaklanjuti proyek ini," kata dia.
Diketahui, reruntuhan tanah dan bangunan yang memakan korban jiwa ini terjadi sepanjang sekitar 15 meter di atas lubang drainase yang menjadi lokasi kejadian.*
Baca juga: BPBD Luwu sebut akses desa terisolir akibat longsor mulai terbuka
Baca juga: Tim SAR gabungan temukan korban tertimbun longsor di Kabupaten Malang
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021