Pemilihan tema menyesuaikan dengan kondisi yang sedang sangat relevan bagi kita semua. Pandemi COVID-19 dan penggunaan masker telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita,
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri RI akan menggelar konferensi diplomasi digital ICDD dalam upaya untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pelaksanaan diplomasi serta memanfaatkannya untuk kepentingan lain, seperti kepentingan ekonomi.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, dalam konferensi pers yang dipantau dari Jakarta, Senin, mengatakan bahwa kegiatan tersebut akan diselenggarakan pada 16 November dan melibatkan perwakilan dari 21 negara.
Acara International Conference on Digital Diplomacy (ICDD) digelar menyusul acara serupa di tingkat regional (RCDP) pada 2 September.
“Kita catat bahwa sejak penyelenggaraan konferensi regional terkait diplomasi digital, banyak ketertarikan negara-negara sahabat yang melihat ini sebagai suatu inisiatif positif, terlebih lagi dengan terjadinya pandemi, komunikasi menggunakan digital atau digital means semakin dimaksimalkan,” papar Faizasyah.
Dia pun mengatakan bahwa kegiatan diplomasi pada umumnya saat ini banyak bergantung dengan maksimalisasi berbagai platform digital yang ada.
Dengan dorongan dari komunikasi dengan sejumlah negara sahabat dan berbagai lembaga kajian, Kemlu RI pun memutuskan untuk menyelenggarakan konferensi yang sama, namun diperluas menjadi dalam skala internasional.
Sebanyak 21 negara yang dijadwalkan untuk berpartisipasi adalah Indonesia, Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Chile, China, Fiji, Finlandia, India, Jepang, Laos, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Korea Selatan, Singapura, Afrika Selatan, Thailand, Amerika Serikat, Inggris, dan Vietnam.
IDCC akan dilsaksanakan secara virtual dari pulau Bali dan akan mengangkat tema ‘Unmasking digital diplomacy in the new normal’.
“Pemilihan tema menyesuaikan dengan kondisi yang sedang sangat relevan bagi kita semua. Pandemi COVID-19 dan penggunaan masker telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita,” katanya.
Baca juga: Menlu: diplomasi digital untuk kerja sama ekonomi
ICDD, yang diselenggarakan secara daring dan luring, akan melibatkan para menteri atau pejabat setingkat menteri.
Mereka akan menyampaikan pernyataan pada sesi Countries’ Review terkait diplomasi digital untuk penanganan krisis atau diplomasi digital dan kesempatan di era baru.
Rangkaian panel diskusi, yang akan diisi oleh panelis dari elemen pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta, serta kalangan akademisi, akan membawa empat tema yakni Ekonomi Digital yang Inklusif: Keuntungan dan Tantangan, Inovasi Digital untuk UMKM, Memahami Data dan Diplomasi Digital, serta Big Data dan Penanganan Krisis.
Konferensi tersebut diharapkan dapat memperluas jaring pertukaran ide, keahlian, pengalaman, serta membuka peluang kerja sama diplomasi digital.
ICDD 2021 sendiri akan mengadopsi Bali Message, yang diharapkan dapat mengidentifikasi sektor-sektor diplomasi digital yang dapat dikolaborasikan dan menghasilkan capaian konkret.
Capaian itu dapat berupa rekomendasi kebijakan untuk menjawab peluang dan tantangan diplomasi digital pada masa datang, juga diharapkan dapat bermanfaat dalam penanganan dan pemulihan di masa krisis seperti yang terjadi pada masa pandemi.
Baca juga: Indonesia, Australia teken komitmen kerja sama diplomasi digital
Baca juga: Media sosial kini jadi wadah diplomasi secara digital
Perjuangan diplomasi datangkan vaksin COVID-19 ke Indonesia
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021