London (ANTARA News) - Para pakar memperingatkan bahwa diet dan fitness yang berlebihan menempatkan satu dalam sepuluh perempuan pada risiko kekurangan gizi dan bahkan kematian.
Perilaku obsesif, yang disebut ortoreksia nervosa, adalah gangguan makan yang baru saja dikenali. Gangguan itu juga mempengaruhi satu dalam dua puluh pria.
Penderita biasanya mengurangi seluruh kelompok makanan, kadang karena keyakinan yang salah makanan itu tidak sehat atau tubuh mereka menolaknya. Cara itu justru menghalangi asupan gizi dan vitamin.
Pada saat yang sama terlalu banyak olahraga membuat mereka lemah atau bahkan kurus.
Ortoreksia meningkat di antara perempuan pada usia 30 tahun. Banyak yang mulai mengikuti diet ala selebritis seperti diet detoks sirup maple, yang digunakan Naomi Campbell dan Beyonce.
Cheryl Cole sudah memperjuangkan diet golongan darah, yang dipercaya para pendukungnya bahwa golongan darah berbeda mempengaruhi kemampuan tubuh untuk merusak makanan tertentu.
Para pakar memperingatkan mengikuti peraturan yang kaku tidak hanya berisiko bagi kesehatan tetapi bisa membuat ketegangan pada hubungan karena orang menghindari makan di rumah teman atau restoran.
Perbedaan utama antara ortoreksia dan gangguan makan lain seperti anoreksia nervosa atau bulimia adalah bahwa para penderita tidak perlu mulai mengurangi berat badan tetapi berhenti melakukannya karena kepercayaan yang salah bahwa itu membuat gaya hidup lebih sehat.
Mereka yang paling berisiko adalah remaja yang berada di bawah tekanan dari panutan yang tidak nyata dan paparan iklan untuk makan dan pola makan sehat.
The National Centre for Eating Disorders (NCFED) mengatakan mereka mendapat 6.000 panggilan mengenai ortoreksia selama beberapa tahun lalu. Itu tidak dibandingkan dengan angka-angka sebelumnya tetapi mengatakan itu mewakili "tentang kenaikan" dalam jumlah penyelidikan.
Deanne Jade, psikolog dari NCFED memperkirakan bahwa satu dalam sepuluh perempuan terkena gangguan itu berdasarkan penemuan dia sendiri selama 30 tahun. Belum ada angka resmi yang disusun karena ortoreksia baru dikenali sebagai perhatian kesehatan baru-baru ini.
"Ortoreksia adalah gangguan tersembuyi yang disamarkan oleh label makan yang sehat," kata Jade, seperti dikutip Daily Mail.
"Saya mengenalinya pada lebih banyak orang dari tahun ke tahun ... dalam umumnya dalam komunitas dan di antara orang yang datang menemui saya. Sering orang yang berminat menjadi sehat menjadi kewalahan oleh informasi yang berlawanan. Orang mulai meninggalkan kelompok makanan, seperti daging, dan menjadi menjadi yakin mereka "tidak bisa diterima" ke kelompok makanan lain, seperti gandum dan ssusu, sehingga mereka juga meninggalkannya.
Jade menambahkan ortoreksia meningkat di kalangan anak muda karena mereka mudah dipengaruhi oleh apa yang mereka baca di majalah dan apa yang mereka lihat di televisi.
Istilah ortoreksia diciptakan tahun 1997 oleh dokter California Steven Bratman. Dia mengombinasikan kata Yunani "orthos" yang artinya "benar atau betul", dengan "orexis" yang artinya "nafsu makan".
Menyingkirkan produk makanan dari pola makan bisa menyebabkan kekurangan kalsium, yang diperlukan untuk tulang dan gigi kuat sebagaimana fungsi yang sesuai dari otot dan sistem saraf.
Menghindari makanan menghalangi tubuh dari sumber protein penting dan besi. Protein mengandung asam amino, membangun rintangan, yang membantu sel-sel tumbuh dan memperbaiki. Kekurangan besi menyebabkan anemia, kurang energi, sesak nafas dan kurang konsentrasi.
Glenys Jones, dari Medical Research Council's Human Nutrition Research Centre, mengatakan perhatian mengenai makanan tertentu mendukung masalah itu.
"Bila ada hal negatif mengenai makanan mereka akan memotong itu selamanya. Saya melihat seseorang yang meninggalkan brokoli karena dia membaca artikel mengatakan dia bisa mendapat penyakit dari sayuran itu," tambah Jones.
(ENY)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011