Amman, Yordania (ANTARA News) - Suasana di Jalur Gaza Palestina yang terus memburuk seiring dengan masuknya pasukan militer Israel di tanah yang didudukinya itu membuat solidaritas terhadap bangsa Palestina terus bergulir. Salah satunya adalah di penginapan tim Aju awal misi kemanusiaan dari Indonesia di Amman, Yordania.
Wartawan ANTARA News, Andi Jauhari, Minggu melaporkan, salah satu wujud solidaritas itu adalah mengajak sejumlah wartawan Indonesia yang meliput misi kemanusiaan delegasi Indonesia, yang masih bekerja hingga Minggu dinihari waktu setempat (Minggu pagi pukul 05.00 WIB) untuk melaksanakan salat sunah tahajud guna mendoakan agar rakyat Palestina mendapat keselamatan.
Ketika sejumlah wartawan masih bekerja untuk melaporkan perkembangan informasi terbaru itu, tiga pemuda Palestina yakni Fadi Jamel (28), Omar Mahmod Salman (24) dan Abed Nasher (25) mengajak beberapa wartawan yakni Firtra Ratory (TV One), Hanibal Widada Yudya Wijayanta (ANTV) dan Nirzam Fahmi (Trans TV) dan ANTARA untuk melaksanakan salat sunah itu.
Mereka menawarkan apakah para jurnalis Indonesia mau ikut salat sunah tahajud, mendoakan rakyat Palestina agar terhindar dari penzaliman agresi tentara Israel yang sudah mulai masuk ke Gaza Utara.
Pada rakaat kedua, secara khusus juga dibacakan "Qunut Nazilah", dimana dipanjatkan doa khusus agar bangsa dan rakyat Palestina dapat dilindungai Allah SWT dari penzaliman yang dilakukan tentara negeri Yahudi, Israel.
Usai mengikuti salat tahajud itu, mereka juga selalu mengucapkan takbir "Allahu Akbar" sampai tiga kali saat melihat laporan televisi yang menyiarkan langsung masuknya tentara Israel ke Jalur Gaza.
Tak lama berselang setelah memekikkan takbir, lalu disertai ucapan "Bir Ruh, Bid Dam, Nuqfi ya Gaza", yang artinya lebih kurang "Dengan Jiwa dan Darah, Kami Korbankan untuk Gaza".
Hingga berita ini dilaporkan pukul 09.00 waktu setempat, tim Aju awal kemanusiaan asal Indonesia, bersiap menuju ke Mesir, guna menjajaki masuk ke Rafah, wilayah perbatasan Mesir untuk masuk Jalur Gaza, melalui jalur laut dan dilanjutkan darat.
Perjalan lewat laut dan darat itu dipilih -- dari rencana semula melalui jalur udara --akibat memburuknya situasi di Jalur Gaza.
Anggota Tim Aju delegasi Indonesia dalam misi kemanusiaan itu -- yang dilepas Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari di Jakarta pada 1 Januari 2009 --diantaranya Kepala Pusat Pengendalian Krisis Departemen Kesehatan (PPK Depkes), dr Rustam S Pakaya, MPH, dr Lukcy Tjahjono, M.Kes (PPK Depkes), Direktur Urusan Timur Tengah Departemen Luar Negeri, Aidil Chandra Salim, M.Comm, dr Joserizal Jurnalis, SP.BO ( Mer-C), dr Mohammad Mursalim (Mer-C), Dr Arif Rahman (Muhammadiyah), dr Agus Kooshartoro dari Bulan Sabit Merah Indonesia
(BSMI), serta dr Basuki Supartono (BSMI).
Selama di Yordania, mereka didampingi Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Aman Ari Wardhana, Pelaksana Fungsi Politik KBRI Lukman Hakim Siregar dan staf KBRI lainnya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009