Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan pelatihan mengelas itu merupakan upaya menambah kemampuan dan meningkatkan daya saing pemuda di kota yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia.
"Saingan kita negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Jadi, pemuda Batam harus siap bersaing," kata Wakil Wali Kota saat membuka Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) di Batam, Senin.
Menurut dia, pelatihan kecakapan kerja harus terus digelar demi membekali anak muda dengan kemampuan yang mumpuni. Apalagi dalam menghadapi bonus demografi pada 2030.
Baca juga: Kemendikbud Ristek tunjuk ITB STIKOM Bali jadi pendamping SMK Unggulan
Baca juga: Kemendikbud : Minat masuk pendidikan vokasi alami kenaikan
Apabila anak muda tidak memiliki kemampuan yang berdaya saing, maka bonus demografi akan menjadi bumerang bagi negara.
"Usia produktif ini kalau tidak dibekali dengan keterampilan akan menjadi beban negara. Dengan pelatihan, maka peserta harus memiliki capaian atau perubahan dari kondisi sebelumnya ke kondisi lebih baik," kata Wakil Wali Kota.
Ia berharap semakin banyak anak Batam yang mengikuti pelatihan serupa.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota menyampaikan, sejatinya terdapat 300 warga yang berminat mengikuti program pelatihan, sebanyak 71 orang di antaranya masuk kualifikasi. Namun, hanya 20 orang yang bisa mengikuti pelatihan yang digelar selama 35 hari ini.
Karenanya, kepada peserta pelatihan ia berpesan untuk mengikuti kegiatan dengan serius demi mengembangkan keahlian.
"Saya tidak mau mendengar ada peserta yang bolos. Ini kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin," kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan mengatakan program Pendidikan Kecakapan Kerja diharapkan mampu menyiapkan pemuda Batam memasuki dunia kerja.
"Untuk kali ini pelatihan mengelas dengan las busur manual untuk menyiapkan pemuda kita untuk siap bekerja dan menjadi tenaga ahli unggul," katanya.*
Baca juga: Kepala BNSP-Dirjen Vokasi Kemendikbud tandatangani skema sertifikasi
Baca juga: Kampus vokasi harus tinggalkan pola pikir masa lalu, kata Kemendibud
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021