Larnaca, Siprus (ANTARA News) - Siprus, Selasa, mengatakan telah menolak mengizinkan jet-jet Angkatan Udara Qatar mendarat di bandara Larnaca tapi kemudian mengubah keputusannya itu setelah mereka melaporkan kehabisan bahan bakar.

"Pihak berwenang Republik Siprus tidak memberikan izin (mendarat) tetapi setelah itu mereka meminta izin untuk melakukan pendaratan darurat karena kekurangan bahan bakar," kata juru bicara pemerintah Siprus Stefanos Stefano dalam satu pernyataan tertulis.

"Penerbangan sipil yang bertindak berdasarkan peraturan-peraturan internasional harus memberikan izin bagi pendaratan dan pengisian bahan bakar."

Ia mengatakan, tiga pesawat mendarat di Larnaca, bandara sipil utama di Siprus, dua jet tempur Mirage dan pesawat transpor C-17.

"Segera setelah pesawat-pesawat itu mengisi bahan bakar mereka akan berangkat," katanyaseperti dikutip AFP .

Pihak berwenang menolak memberi komentar mengenai insiden itu dan tidak jelas ke mana tujuan pesawat-pesawat tersebut. Radio pemerintah mengatakan pesawat-pesawat itu mendarat sekitar pukul 10.30 (15.30 WIB) Selasa ini.

Qatar adalah satu-satunya negara Arab yang setuju ikut serta dalam operasi militer di Libya, walaupun Liga Arab mendukung zona larangan terbang yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB untuk mencegah pasukan Muamar Gaddafi mencederai warga sipil dalam konflik dengan pemberontak.

Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamd bin Jassem al Thani berkilah keikutsertaan negaranya adalah untuk "menghentikan pertumpahan darah" di Libya.

Siprus sendiri menolak ikut serta dalam setiap aksi militer terhadap Libya.

H-RN/Z002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011