Depok (ANTARA News) - Seorang mahasiswa program doktoral Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) mengaku sebagai pemilik bungkusan yang oleh aparat keamanan dicurigai sebagai paket "berbahaya" ditengah merebaknya paket bom di Jakarta.
"Saya memang menaruh kardus `laptop` di bawah untuk mengikuti kuliah umum Perdana Menteri Xanana Gusmao di atas," kata Wa Ode Sipatu di kampus Universitas Indonesia (UI) di Depok, Jawa Barat, Selasa.
Bungkusan itu sempat membuat heboh di tempat itu karena dicurigai sebagai barang yang mungkin berbahaya, dan aparat keamanan mengamankan bungkusan itu. Bungkusan ditemukan ketika Perdana Menteri Xanana Gusmao memberikan kuliah umum di universitas tersebut.
Wa Ode Sipatu mengatakan baru saja membeli komputer jinjing tersebut di pertokoan Harco Glodok Jakarta, dan komputer jinjing tersebut sedang di-install aplikasi di rumah anaknya di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Kardusnya masih saya butuhkan makanya saya bawa ke kampus," katanya.
Ia mengatakan terburu-buru dan banyak mahasiswa yang ingin mengikuti kuliah umum tersebut maka kardus komputer jinjing tersebut dia letakkan dilantai dasar.
"Tadinya saya mau titip namun tidak ada orang makanya saya letakkan saja," ujarnya.
Wa Ode baru menyadari bahwa kardus komputer jinjingnya telah hilang setelah pihak keamanan tidak memperbolehkan dirinya melintas tepat di mana ia meletakkan kardusnya.
"Saya heran mengapa saya tidak boleh lewat padahal saya ingin mengambil kardus `laptop` saya," katanya.
Namun setelah pihak keamanan menjelaskan maka ia pun meminta maaf jika sampai membuat kepanikan para petugas keamanan.
Kepala Deputi Sekretariat Pimpinan UI Devie Rahmawati mengatakan dengan diakuinya paket yang sebelumnya dicurigai tersebut, maka tidak ada ancaman bom di kampus UI.
"Situasi aman tidak ada ancaman bom," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan sebuah paket mencurigakan diletakkan di dekat Gedung AJB FISIP UI, tempat Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao memberi kuliah umum.
Sebuah paket kotak bingkisan komputer jinjing merk Dell diikat dengan tali plastik hitam. "Tadi tempat ini tidak ada apa-apa, tapi tiba-tiba ada paket tersebut," kata Humas Fisip UI Raymond Michael.
Ia tidak mengetahui asal muasal barang tersebut.
Tim keamanan dari Paspampres berusaha mengamankan bingkisan tersebut dengan menggunakan peralatan anti bom.
Pihak keamanan meminta kepada mahasiswa dan wartawan untuk menjauhi bingkisan tersebut sejauh 23 meter, untuk mengatisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tidak mau mengambil risiko, pihak keamanan membawa bingkisan tersebut keluar kampus FISIP UI dengan menggunakan mobil khusus.
(F006/B009/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011