Jayapura (ANTARA) - Pelari debutan Jawa Tengah Muhammad Dimas Ubaidillah memecahkan rekor nasional nomor 400 meter putra T11 cabang olahraga para-atletik Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Papua, Senin, Dimas mencatatkan waktu 55,55 detik.
Dimas memecahkan rekor yang dicetak Rully Alkahfi Mubarok pada Peparnas 2016 di Jawa Barat dengan catatan waktu 56,53 detik.
T11 adalah klasifikasi untuk pelari disabilitas netra yang membutuhkan "guide" atau pendamping untuk mengarahkan irama dan arah kaki.
Baca juga: Atletik Jambi sumbang dua emas di Peparnas Papua
Atas raihan waktu tercepatnya itu, Dimas berhak menggondol medali emas nomor 400 meter putra T11 yang baru kali pertama diikutinya di Peparnas.
Di nomor dua, Dewa Made Ari Sanjaya dari Bali dengan waktu 56,96 detik, sedangkan di peringkat ketiga Nanang Setiawan yang mencatatkan waktu 57,64 detik.
Atlet dari Sumatra Utara Fransisikus Zebua menempati peringkat terakhir dari empat peserta dengan waktu 59,56 detik.
Selain nomor 400 meter, Dimas juga turun di nomor 100 dan 200 meter cabang olahraga para-atletik Peparnas Papua.
"Ini pertama kalinya saya di Peparnas. Ikut tiga nomor, 100, 200 dan 400 meter. Senang sekali, tidak menyangka dapat emas, apalagi memecahkan rekor," pungkas Dimas.
Baca juga: NPC apresiasi capaian medali atletik kontingen Sumut
Peparnas Papua diikuti oleh 1.985 atlet penyandang disabilitas dari 34 provinsi yang akan berupaya mencetak sejarah sebagai yang terbaik.
Mereka akan berlomba untuk menyumbangkan keping medali bagi kontingen masing-masing provinsi pada Peparnas ke-16 yang digelar 6-13 November 2021.
Para atlet berlaga pada 12 cabang olahraga yang terdiri dari angkat berat, atletik, boccia, bulu tangkis, catur, judo, menembak, panahan, renang, sepak bola cerebral palsy (CP), tenis lapangan kursi roda dan tenis meja.
Baca juga: Papua pimpin perolehan medali sementara paraatletik Peparnas
Baca juga: Sumut raih enam emas atletik pada hari pertama Peparnas Papua
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021