New York (ANTARA News/AFP) - Krisis di Libya, Jepang, Bahrain dan Yaman sedikit mengekang antusiasme pasar pada Senin waktu setempat, dengan suasana positif mendorong pedagang valuta asing untuk mencari-cari transaksi mata uang berisiko.

"Sementara perkembangan internasional beragam selama akhir pekan, pasar keuangan fokus untuk sebagian besar pada `kabar baik`," kata Nick Bennenbroek dari Wells Fargo.

"Selera Risiko meningkatkan sebagai akibatnya, dan dolar AS, yen dan franc Swiss merosot karena beberapa pengurangan dalam mendukung safe haven."

Mata uang tunggal Eropa terus meningkat terhadap greenback, berpindah tangan pada 1,4226 dolar dari 1,4176 dolar pada hari Jumat.

Pound berada pada 1,6311 dolar dibandingkan 1,6235 dolar.

"Yen juga melemah lagi hari ini menyusul intervensi valas terkoordinasi oleh negara-negara G7 pada Jumat," kata Bennenbroek.

Dolar naik menjadi 81,07 yen sekitar 21.15 GMT (Selasa 04.30 WIB), dari 80,59 yen pada akhir Jumat di New York.

Yen sempat melambung ke tertinggi pasca Perang Dunia II di posisi 76,52 yen terhadap dolar minggu lalu, meningkatkan kekhawatiran bahwa mata uang itu `over-valuation` yang dapat membahayakan upaya Jepang untuk membangun kembali setelah bencana gempa dan tsunmai 11 Maret.

Dolar berada pada 0,9047 franc Swiss (0,9006).  (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011