Pesawat sipil Ilyushin mendarat Sabtu malam atas perintah pihak berwenang Turki. Pesawat-pesawat militer disiagakan apabila pesawat itu menolak perintah itu.
Pemeriksaan terhadap pesawat sedang dilakukan untuk mengecek apakah pesawat itu membawa barang-barang gelap atau militer, kata sumber-sumber keamanan.
Pihak berwenang Turki memaksa sebuah pesawat Iran lainnya tujuan Suriah mendarat di Diyarbakir Rabu pekan lalu.
Setelah diperiksa selama beberapa jam, pesawat itu ternyata membawa 150 ton pangan dan "tidak ada barang-barang yang bertentangan dengan standar-standar internasional." kata sumber-sumber keamanan.
Pesawat itu kemudian diizinkan melanjutkan perjalanannya.
Satuan anti nuklir, biologi dan bahan kimia dari tim-tim pertahanan sipil juga ikut serta dalam pemeriksaan pesawat itu, kata kantor berita Anatolia.
Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyelidiki tuduhan sejak tahun 2008 bahwa Suriah sedang membangun satu reaktor di lokasi gurun yang terpencil Dair Alzour sampai dibom oleh pesawat-pesawat Israel September 2007.
Damaskus memberikan akses kepada para pemeriksa PBB mengunjungi lokasi itu Juni 2008 tetapi tidak ada kunjungan-kunjungan lanjutan.
Awal bulan ini, ketua IAEA yang berpusat di Wina, Yukiya Amano, mengeluh bahwa Suriah "tidak bekerja sama dengan badan itu sejak Juni 2008." (*)
(Uu.H-RN/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011